kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.207   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.848   -30,25   -0,44%
  • KOMPAS100 996   -5,97   -0,60%
  • LQ45 761   -4,41   -0,58%
  • ISSI 225   -1,32   -0,58%
  • IDX30 392   -2,46   -0,62%
  • IDXHIDIV20 453   -2,78   -0,61%
  • IDX80 112   -0,66   -0,58%
  • IDXV30 113   -0,43   -0,37%
  • IDXQ30 127   -1,21   -0,94%

Timuraya ingin jadi raja dari timur


Selasa, 22 November 2016 / 12:46 WIB
Timuraya ingin jadi raja dari timur


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia

TANGERANG. PT Timuraya Tunggal berencana membangun pabrik bahan kimia anyar di Karawang, Jawa Barat. Kehadiran pabrik tersebut akan meningkatkan kapasitas produksi dari semula 180 ton-200 ton per hari, menjadi 600 ton per hari.

Rencananya, pembangunan pabrik anyar Karawang mulai tahun depan. Waktu pengerjaannya sekitar dua tahun. Dus, perkiraan operasional pabrik pada akhir tahun 2019 atau awal 2020.

Hanya saja, manajemen Timuraya Tunggal belum bisa berbagi informasi mengenai besar investasi yang disiapkan. "Biaya investasi sudah ada, tapi kami belum bisa infokan karena harus menghitung kekurangannya terlebih dahulu," kata Susanto Husein, Marketing Manager PT Timuraya Tunggal kepada KONTAN, Senin (21/11).

Yang terang, pabrik anyar Karawang akan berada di lokasi yang sama dengan pabrik lawas Timuraya Tunggal. Mereka akan memanfaatkan sisa 50% lahan yang di kota yang terkenal dengan goyangannya tersebut.

Sebagai gambaran, pabrik lawas Karawang berdiri di atas lahan seluas 14,2 hektare (ha). Pabrik tersebut beroperasi sejak tahun 1993.

Selain pabrik lawas di Karang, Timuraya Tunggal juga mengoperasikan pabrik lain di Tangerang, Banten seluas 4,5 ha. Usia pabrik Tangerang lebih bangkotan, sejak tahun 1979.

Sama dengan dua pabrik yang sudah beroperasi, pabrik anyar Karawang akan membikin aneka produk. Salah satunya asam sulfat. Lebih dari sekadar memperbesar kapasitas produksi, Timuraya Tunggal menyimpan ambisi menjadi tiga besar perusahaan penyuplai asam sulfat dunia.

Agar bisa menyandang gelar tiga besar penyuplai asam sulfat tersebut, Timuraya Tunggal menggunakan acuan produksi 30.000 ton asam sulfat per tahun. Nah, sejauh ini tiga lini produksi mereka menghasilkan 24.000 ton asam sulfat per tahun. Artinya, butuh tambahan kapasitas produksi 6.000 ton asam sulfat per tahun lagi.

Demi mengejar mimpi, sejatinya Timuraya Tunggal bahkan mulai berikhtiar sejak tahun 2009. Secara bertahap mereka meningkatkan kapasitas produksi yang kala itu sebanyak 8.000 ton asam sulfat per tahun.

Penjualan B2B

Meski kapasitas produksi asam sulfat belum genap 30.000 ton per tahun sesuai harapan, Timuraya Tunggal mengklaim sudah memenuhi 30% kebutuhan asam sulfat dunia. Perusahaan ini menjajakan produk ke Amerika Serikat, Australia, China, India, Afrika Selatan Eropa dan Asia Tenggara.

Di dalam negeri, Timuraya Tunggal mengaku menyuplai 60% kebutuhan asam sulfat nasional. "Sisanya dipenuhi  pemain lain dan impor," kata Halim Candra, Direktur Operasional PT Timuraya Tunggal,  di Tangerang, Banten, (21/11).

Pembeli produk asam sulfat Timurjaya Tunggal adalah perusahaan alias penjualan business to business (B2B). Sekitar 400 perusahaan lokal menjadi pembeli produk mereka. Dua klien besar seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan PT Great Giant Pineapple.

Hingga akhir tahun 2016, Timuraya Tunggal memprediksi bisa mengantongi pendapatan Rp 600 miliar. Sementara tahun depan, perusahaan tersebut berharap bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan 5%-10%

Timuraya Tunggal merupakan perusahaan patungan empat grup keluarga. Edi Johan salah satu pendiri, mengempit 50% saham. Kemudian Janto Wijaya, Direktur Marketing Timuraya, mengempit 15% saham. Sisa 35% saham terbagi dalam kepemilikan 14 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×