Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) siap ekspansi ke luar negeri tahun depan. Perusahaan distributor produk telekomunikasi ini bakal mengekor ekspansi luar negeri PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).
Tan Lie Pin, Direktur Utama Tiphone Mobile Indonesia menuturkan pasca Telkom lewat PINS Indonesia mengempit 25% kepemilikan saham TELE, ruang pengembangan ke arah bisnis produk telekomuninasi semakin luas.
Soalnya, Tiphone bisa fokus mendistribusikan voucher isi ulang ataupun kartu perdana ke pasar domestik dan luar negeri. "Saat ini kami fokus sinergi dulu, membicarakan bisnis apa saja yang potensial bagi kami. Termasuk ekspansi ke luar negeri yang mungkin semester satu tahun depan bisa ada kepastian," katanya kepada KONTAN akhir pekan lalu (7/11).
Malah, sebelum Telkom masuk pun, perusahaan ini sudah berencana merambah bisnis ke luar negeri. Negara pertama yang dibidik adalah Myanmar. Namun, setelah Telkom masuk dan kini ada perwakilan Telkom yang mengisi pos Direktur dan Komisaris di TELE, maka ekspansi ke luar negeri TELE semakin mudah.
Pasalnya, kini bisnis Telkom hampir ada di sepuluh negara. "Ekspansi ke luar negeri kami mengikuti Telkom, kami bisa masuk di negara yang sudah ada bisnis Telkom. Bisa Myanmar, Hongkong dan yang lain," ucapnya.
Seperti diketahui, bulan lalu Telkom baru saja meluncurkan kartu As 2 in 1 di Makau. Menurut Tan Lie Pin, kelak TELE tak hanya menjual voucer isi ulang, tapi bisa juga menjual ponsel bundel merek Tiphone. "Namun, hal ini juga bergantung dari regulasi negara tersebut," ungkapnya.
Adapun untuk target pendapatan bisnis luar negeri, Tiphone mengikuti target Telkom. Dalam catatan KONTAN, Telkom membidik pendapatan ekspansi luar negeri sebesar 5% tahun depan.
Targetkan raup Rp 18 triliun tahun depan
Dia menegaskan, sinergi pertama yang dilakukan saat ini adalah migrasi pelanggan Flexi ke Telkomsel. Asal tahu saja, proses migrasi ini memiliki total biaya senilai Rp 2,83 triliun.
Komisaris Utama TELE Hengky Setiawan menambahkan, proyek selanjutnya adalah sinergi gerai TELE dengan gerai Grup Telkom. Jadi, tahun depan TELE akan menjajakan produknya di 500 gerai Telkom dan 400 GraPari Telkomsel. "Kami bisa menjual handset (ponsel) dan produk kami di kurang lebih 900 gerai yang dikelola Telkom Group. Meski begitu, kami akan tetap menambah gerai kami sendiri hingga mencapai 500 gerai tahun depan," ujarnya sambil menyebut jumlah gerai Tiphone saat ini berkisar 250 gerai sampai 260 gerai.
Dengan ekspansi tersebut, Tan Lie Pin dan Hengky pun optimistis Tiphone Mobile Indonesia bisa meraup omzet Rp 18 triliun tahun depan. Komposisinya adalah sebanyak 70% masih dari penjualan voucer isi ulang juga kartu perdana dan sisanya, yang sebesar 30% berasal dari penjualan handset atau ponsel.
Adapun tahun ini, TELE membidik pendapatan sebesar Rp 14 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News