Reporter: Merlinda Riska | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) optimistis, lini bisnis sistem pembayaran elektroniknya membukukan kenaikan pendapatan sebesar 27,77% di 2013. Sepanjang 2012, melalui anak usahanya, PT Finnet Indonesia, Telkom mengantongi pendapatan Rp 180 miliar dari sistim pembayaran elektronik. Hingga penghujung 2013, Telkom mengincar pendapatan Rp 230 miliar dari bisnis itu.
Demi mencapai target itu, Direktur Bisnis dan Jasa Finnet Indonesia, Niam Dzikri, menuturkan, Finnet akan melakukan sejumlah ekspansi. "Kami akan ekspansi ke luar negeri," kata dia kepada KONTAN beberapa waktu lalu.
Perusahaan ini membidik pasar remitansi di negara yang banyak terdapat tenaga kerja Indonesia (TKI), seperti Malaysia dan Hong Kong. Melihat adanya potensi yang besar untuk bisnis tersebut, Finnet berencana bekerja sama dengan pihak perbankan.
Bank-bank itu melimputi bank asal Indonesia yang ada di negara bersangkutan, serta bank luar negeri yang memiliki kantor cabang di Indonesia. "Sehingga, mesin-mesin ATM mereka (bank) bisa digunakan," kata Niam.
Di dalam negeri, Finnet menargetkan bisa menambah jumlah biller tahun ini menjadi 500 biller. Hingga akhir 2012, baru 26 biller yang bekerja sama dengan anak usaha TLKM ini. Niam yakin, sejalan dengan maraknya transaksi elektronik, target tersebut bisa tercapai.
Biller merupakan pihak yang melakukan penagihan atas jasanya kepada para pelanggannya setiap bulan, Contohnya, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Niam bilang, komisi dari biller ini memberikan kontribusi terbesar dari total pendapatan Finnet "Kontribusinya sekitar 76%," tutur dia.
Tidak hanya itu, Finnet akan menerbitkan kartu bayar elektronik (e-ticket) untuk Kereta Commuterline Jabodetabek (KCJ). Ia menargetkan, transaksi per hari ditargetkan mencapai 200.000. Jumlah itu setara dengan separuh dari estimasi total transaksi KCJ, yaitu 400.000 per hari.
Selain KJC, di kuartal III 2013, Telkom akan mengeluarkan kartu elektronik untuk bus Damri. Sementara, dari bisnis mobile cash, pihaknya berharap bisa menambah mobile outlet. Targetnya, Telkom bisa membuka mobile outlet di tiap kecamatan, sebanyak 26.300 unit dan E-kiosk sebanyak 1000 unit. Layanan ini menyasar mereka yang tidak mempunyai rekening bank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News