Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Melambatnya sektor properti menyebabkan emiten produsen saniter, fitting, dan peralatan sistem dapur PT Surya Toto Indonesia Tbk mengalami penurunan penjualan sebesar 8% yaitu Rp 538 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 585 miliar.
Perinciannya, penjualan lokal turun 7,3% menjadi Rp 404 miliar dan ekspor turun 10% menjadi Rp 134 miliar.
Makanya, tahun ini, perseroan membidik target pendapatan konservatif yaitu sama dengan tahun lalu. Sepanjang tahun lalu, TOTO berhasil menorehkan penjualan sebesar Rp 2,2 triliun atau naik 11% dibanding tahun sebelumnya Rp 2,05 triliun.
Presiden Direktur TOTO Hanafi Atmadiredja mengatakan, kuantiti penjualan di tahun ini diasumsikan menurun dibanding tahun lalu, tetapi perseroan akan menaikkan harga jual di pasar lokal sebesar 7%. "Jadi diharapkan sama dengan tahun lalu pendapatannya," kata Hanafi di Jakarta pada Senin (06/06).
Perseroan juga akan terus mempertahankan kuantiti penjualannya agar bisa sama seperti tahun lalu sehingga pendapatannya bisa naik sekitar 5%. Namun, Hanafi tak beberkan volume penjualan tahun lalu. Yang terang, dari empat produk yang dihasilkan perseroan, saniter dan fitting berkontribusi paling besar, masing-masing hampir 40%.
Malah jika tahun ini Undang Undang Tax Amnesty diberlakukan, kata Hanafi, itu bisa menjadi stimulus positif bagi perseroan di tahun ini untuk capai pendapatan lebih besar dari tahun lalu. "Anggap saja bonus buat kami jika ada tax amnesty," tambah Hanafi
Menurut Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan TOTO Setia Budi Purwadi, penjualan perseroan bergantung pada konsumen pribadi 70%, dan sisanya di sektor properti 30%.
Tahun ini juga, TOTO belum ada rencana untuk menjajaki pasar ekspor baru karena keadaan ekonomi global masih belum stabil.
"Untuk pasar ekspor baru tergantung dengan jaringan principal TOTO Jepang," papar Setia Budi.
Asal tahu, produk TOTO telah diekspor kurang lebih ke 20 negara seperti Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News