Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Tingkat utilitas kapal tunda dan tongkang milik PT Trans Power Marine (TPMA) mampu mencapai 100% walaupun sektor migas melesu di 2016.
Direktur PT Trans Power Marine, Rudy Sutiono mengatakan, sejak tahun lalu tingkat utilisasi kapal tunda dan tongkang sejumlah 35 set sudah 100% dan tidak pernah kekurangan pesanan.
Kinerja bagus juga dicapai melalui 3 set floating crane yang dimiliki TPMA yang khusus diperuntukkan untuk aktivitas ekspor batubara. Floating crane dikhususkan untuk memindahkan batubara dari kapal tongkang ke kapal besar, kemudian baru dikirim untuk keperluan ekspor.
"Aktivitas ekspor tertinggi biasanya terjadi pada bulan Mei. Dengan banyak aktivitas ke luar negeri, maka aktivitas floating crane bertambah," ujar Rudy (7/7).
Hingga kuartal I 2017, TPMA sudah membukukan pendapatan sebesar US$ 8,62 juta atau naik 16,17% dari kuartal I 2016 yang sebesar US$ 7,42 juta. Pendapatan tersebut berasal dari pendapatan kapal tunda dan tongkang sebesar US$ 4,97 juta dan floating crane sebesar US$ 3,64 juta.
Tahun ini, TPMA optimistis mematok pertumbuhan minimal 10%-20% dari tahun lalu. Pada tahun lalu TPMA berhasil membukukan pendapatan US$ 33,18 juta. Artinya, perseroan ini menargetkan pendapatan sebesar US$ 36,5 juta hingga US$ 39,81 juta di tahun ini.
TPMA hanya menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar US$ 2 juta- US$ 3 juta untuk keperluan docking dan perawatan. Perseroan ini belum berniatan untuk menambah kapal baru hingga akhir tahun ini. Pergerakan harga batubara yang tak pasti membuat perusahaan ini berhati-hati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News