kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

TPPI Tuntaskan Final Investment Decision (FID) untuk ISBL Proyek Revamping


Senin, 03 Januari 2022 / 22:24 WIB
TPPI Tuntaskan Final Investment Decision (FID) untuk ISBL Proyek Revamping
ILUSTRASI. PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI). Foto Dok TPPI


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) terus mengawal penyelesaian Proyek Revamping Aromatik. 

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono menyampaikan, TPPI telah menuntaskan Final Investment Decision (FID) untuk proyek ini pada tanggal 28 Desember 2021 lalu.

Dengan demikian, proyek Revamping Aromatik akan memasuki tahapan EPC ISBL. Proyek ini akan meningkatkan kapasitas produksi Paraxylene dari 600.000 menjadi 780.000 ton setiap tahunnya dan juga meningkatkan kapasitas Platforming dari 50 KBD menjadi 55 KBD.

ISBL Proyek Revamping Aromatik ini akan mencakup modifikasi pada Heater, Unit CCR dan Tray Kolom Distalasi, serta penggantian Adsorbent Unit Parex dengan tipe baru dan penggantian Katalis Unit Isomar dan Tatoray.

“Proyek Revamping Aromatik yang akan memakan total biaya USD 200 juta untuk keseluruhan OSBL dan ISBL ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang berpotensi untuk dapat menghemat Current Account Deficit (CAD) hingga 410 juta USD / tahun,” kata Djoko dalam keterangan tertulis.

Baca Juga: Pemerintah Dorong Transformasi Digital dalam Ketatanegaraan Menuju Smart Government

Djoko menjelaskan, Proyek Revamping Aromatik sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia yang mencanangkan pengembangkan TPPI sebagai bagian dari industri petrokimia terintegrasi.

Dengan adanya proyek ini, TPPI optimistis dapat menutupi kekurangan pasokan produk Aromatik dalam negeri yang selama ini didominasi oleh produk impor mulai tahun 2023 mendatang nanti.

Selain itu, proyek ini juga dipicu atas tingginya permintaan produk petrokimia dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Djoko bilang, produk petrokimia diproyeksikan meningkat sebesar 5 persen tiap tahunnya. 

Permintaan petrokimia seperti polypropylene (PP), polyethylene (PE), dan paraxylene (PX) serta benzene (Bz) akan meningkat hingga 7,6 juta ton per tahun, sedangkan kapasitas produksi petrokimia saat ini hanya mencapai 1,6 juta ton per tahun.

"Proyek Revamping Aromatik ini akan lebih mengokohkan peran TPPI sebagai produsen produk Aromatik terbesar di Indonesia, dan juga sebagai salah satu langkah mewujudkan visi sebagai Perusahaan Petrokimia dan Energi Kelas Dunia," imbuh Djoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×