kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,52   9,92   1.10%
  • EMAS1.378.000 0,95%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Trans Power bikin anak usaha angkutan batubara


Senin, 08 Desember 2014 / 12:00 WIB
Trans Power bikin anak usaha angkutan batubara
ILUSTRASI. Teknik memasak Roasting berbeda dengan teknik memasak baking.


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Meski bisnis tambang batubara berpotensi tetap lesu tahun depan, PT Trans Power Marine Tbk tak mengendurkan layar bisnis  perkapalan di tahun depan. Emiten saham dengan kode saham TPMA ini membentuk anak usaha baru bernama
PT Trans Logistik Perkasa.

Trans Logistik Perkasa berdiri pada medio Oktober 2014, hasil patungan antara TPMA dengan perusahaan investasi PT Nusantara Indah Cemerlang. TPMA memiliki 70% saham di perusahaan baru tersebut. "Ini kebetulan ada yang mengajak kerjasama," kata Rudy Sutiono, Direktur Trans Power Marine kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Meski sama-sama bergelut di angkutan batubara, Rudy memastikan bahwa antara induk usaha dan anak usahanya tak saling kanibal. Dia sudah memberikan batasan klien yang bakal diincar oleh kedua perusahaan ini. Trans Power Marine lebih fokus mengejar klien besar, Trans Logistik mencari klien menengah.

Perusahaan patungan tersebut diprediksikan sudah bisa memberikan hasil pada semester satu tahun depan. Trans Power menargetkan, pada periode awal usaha, Trans Logistik bisa menopang 10%-20% terhadap total penghasilan TPMA.

Aksi korporasi TPMA ini tak spesifik mengantisipasi rencana pemerintah memacu proyek infrastruktur, serta proyek kelistrikan berbasis energi batubara. Lagi pula, Trans Power Marine kembali mendapatkan perpanjangan kontrak dari anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara yaitu PT Pelayaran Bahtera Adhiguna, untuk mengangkut batubara ke pembangkit listrik milik PLN selama dua tahun ke depan.

Faktor inilah yang membuat Rudy berani menargetkan pertumbuhan penjualan tahun depan sebesar 20%. Adapun bisnis angkutan batubara masih menjadi penyumbang terbesar antara 70%-80%. Sisanya dari bisnis angkutan serpihan kayu dan bahan baku baja.

Untuk menopang target bisnis, Trans Power Marine sudah menyiapkan belanja modal sebesar US$ 30 juta tahun depan. Rencananya, manajemen bakal menggunakan dana tersebut untuk membeli satu unit kapal bongkar muat (crane) senilai US$ 7 juta–US$ 8 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×