Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Meski bisnis tambang batubara tengah lesu sebagai imbas penurunan si energi hitam, tidak membuat PT Trans Powers Marine Tbk mengendurkan roda bisnis. Emiten dengan kode saham TPMA ini malah membentuk anak usaha anyar bernama PT Trans Logistik Perkasa.
Ini adalah perusahaan patungan antara TPMA dengan perusahaan investasi PT Nusantara Indah Cemerlang. Perusahaan angkutan barang ini mengempit 70% saham di perusahaan baru tersebut. "Ini kebetulan ada yang mengajak kerjasama,” kata Rudy Sutiono, Direktur Trans Power Marine kepada KONTAN akhir pekan lalu.
Meski sama-sama bergelut di angkutan batubara, Rudy memastikan antara induk usaha dan anak usaha tidak saling kanibal. Pihaknya sudah memberi batas klien yang bakal diincar kedua perusahaan ini. Trans Power Marine lebih fokus mengejar klien besar, Trans Logistik mencari klien yang tidak terlalu besar.
Perusahaan patungan ini diproyeksi sudah bisa memberi pemasukan mulai semester satu tahun depan. Sang induk menargetkan untuk periode awal, Trans Logistik Perkasa bisa memberi kontribusi 10%-20% ke TPMA.
Aksi korporasi TPMA ini tidak terlepas dari komitmen pemerintah yang bakal mengenjot proyek infrastruktur serta tambahan pasokan energi. "Batubara pasokannya masih banyak dan bisa lebih murah," ucapnya.
Apalagi, Trans Power Marina sudah mendapat perpanjangan kontrak dari anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara yaitu PT Pelayaran Bahtera Adhiguna untuk mengangkut batubara untuk dua tahun ke depan.
Faktor inilah yang membuat Rudy berani menargetkan pertumbuhan bisnis tahun depan mencapai 20%. Adapun bisnis angkutan batubara masih menjadi penyumbang terbesar antara 70%-80%. Sisanya dari bisnis angkutan serpihan kayu dan bahan baku baja.
Untuk menopang target bisnis, Trans Powers Marine sudah menyiapakan belanja modal sebesar US$ 30 juta tahun depan. Selain untuk biaya operasional rutin, dana ini bakal dipakai untuk membeli satu kapal bongkar muat (crane) senilai US$ 7 juta – US$ 8 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News