Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Ajang pesta belanja online alias Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang berlangsung dari 12 Desember sampai 15 Desember 2016 berakhir. Hajatan yang diikuti 211 pebisnis online ini ditargetkan mampu mendulang transaksi penjualan hingga Rp 6,3 triliun atau naik hampir tiga kali lipat dibandingkan transaksi tahun lalu, yang sekitar Rp 2,1 triliun.
Namun, sejumlah pebisnis online mengaku masih menghitung nilai transaksi bisnis dari hajatan tersebut. Meski begitu, sepertinya memang terjadi kenaikan transaksi penjualan.
Salah satunya adalah MatahariMall.com. Menurut Alvin Aulia Akbar, Head of Communication and Partnership MatahariMall.com, selama tiga hari hajatan tersebut, sudah terjadi lonjakan transaksi hingga 18 kali lipat dibandingkan hari biasa. Sementara total transaksi penjualan juga melesat sembilan kali lipat ketimbang hari biasa.
"Kalau dibandingkan Harbolnas tahun lalu, total transaksi kami sudah naik empat kali lipat," katanya kepada KONTAN, Kamis (15/12).
Yang menarik, sekitar 72% transaski berasal dari ponsel. Sisanya dari desktop. Hasil ini tidak terlepas dari dukungan dari grup perusahaan, terutama Mataharistore.com milik PT Matahari Department Store Tbk.
Rupanya, situs belanja ini juga sudah mengantisipasi penurunan transaksi setelah hajatan ini. Alvin memprediksi, kondisi bakal terjadi tengah tahun nanti. Supaya margin tetap terjaga, pihaknya bakal mengurangi jumlah diskon.
Sementara, Rafi Gamal Putra, Head of Campaign Management Team, Blanja.com, juga bilang, ada kenaikan transaksi tiga sampai empat kali lipat dibandingkan hari biasa. Sementara dibandingkan dengan Harbolnas tahun lalu, terjadi kenaikan lima kali lipat. "Akses lewat ponsel dan desktop juga lumayan seimbang," terangnya ke KONTAN (15/12).
Rafi mengatakan, pihaknya sengaja menggenjot penjualan saat pelaksanaan Harbolnas tahun ini. Soalnya, ada tren transaksi belanja online bakal merosot saat liburan akhir tahun. "Biasanya mulai tanggal 20 Desember sampai awal tahun, banyak yang libur," terangnya.
Adapun jenis barang yang banyak terpesan di ajang tersebut kebanyakan barang berukuran kecil yang masuk kategori gaya hidup seperti fesyen dan aksesori. Tahun lalu, barang elektronik banyak terpesan di Harbolnas. "Secara proporsi masih sama, tapi peningkatan barang lifestyle cukup tinggi," ungkapnya.
Tak seperti MatahariMall, Blanja justru bakal menggeber kembali penjualan saat memasuki minggu kedua bulan Januari tahun depan. Soalnya ada even besar menanti yakni Imlek. "Kami masih memanfaatkan momentum seperti itu," katanya.
Sarma Dahlia Silalahi, Manajer Humas Elevania, juga mencatat ada tren penggunaan ponsel dalam bertransaksi. Selain itu pihaknya juga mencatat ada peningkatan dalam jumlah penjualan. "Trafik meningkat signifikan, dan paling banyak di aplikasi mobile," katanya ke KONTAN.
Riset Googlepernah menyatakan kini orang Indonesia mulai banyak memakai ponsel pintar untuk berbelanja. Google menyebutkan, sekitar 77% masyarakat Indonesia akan masuk ke situs belanja setelah mengetahui informasi tentang produk yang akan dibeli dari ponsel yang bersangkutan.
Selain itu, dari penelitian lain bersama Temasek, Google mencatat nilai transaksi digital di internet pada tahun 2025 nanti bisa mencapai
US$ 81 miliar. Sementara itu, sekitar 57% atau setara dengan US$ 46 miliar berasal dari transaksi belanja online. Dengan angka ini, Indonesia bisa menjadi tujuan pasar ecommerce yang besar.
Selain itu, pengguna internet di Indonesia rata-rata tumbuh 19% per tahun. Bila tahun lalu baru ada sekitar 92 juta orang, pada tahun 2020 diprediksi mencapai 215 juta pengguna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News