kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transcoal Pacific (TCPI) proyeksi pendapatan turun hingga 15%, imbas pandemi Covid-19


Kamis, 09 Juli 2020 / 17:11 WIB
Transcoal Pacific (TCPI) proyeksi pendapatan turun hingga 15%, imbas pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Presiden direktur PT Transcoal Pacific Tbk, Richard Talumewo


Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) memproyeksikan penurunan pendapatan sebesar 13% hingga 15% year on year (yoy) sebagai imbas pandemi covid-19.

Direktur Utama PT Transcoal Pacific Tbk Richard Talumewo mengatakan, penurunan ini tercermin dari raihan volume pengangkutan semester I yang menurun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

"Kuartal I dan kuartal II terjadi penurunan kinerja terutama disebabkan karena penurunan volume kargo yang diangkut sebagai dampak dari covid-19, turun sekitar 20%," ujar Richard ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/7).

Baca Juga: Transcoal Pacific (TCPI) meraup laba bersih Rp 263,50 miliar di 2019

Kendati demikian, Richard menyebutkan TCPI memproyeksikan penurunan volume angkut di akhir tahun nanti hanya mencapai 15% sampai 18%.

Ia mengakui, di sisa tahun ini TCPI bakal berupaya menggenjot kinerja lewat raihan kontrak-kontrak baru. Sayangnya ia belum mau merinci lebih jauh mengenai rencana ini.

Dalam catatan Kontan.co.id, TCPI mencatatkan pertumbuhan laba bersih sepanjang tahun 2019. Dalam laporan keuangan yang dirilis Senin (13/4), TCPI mengantongi laba bersih sebesar Rp 263,50 miliar di 2019, naik 3,76% dari laba bersih tahun 2018 sebanyak Rp 253,94.

Laba bersih TCPI masih bisa meningkat, meski pendapatan TCPI stagnan. Pendapatan TCPI sepanjang tahun lalu sebesar Rp 2,32 triliun atau sama dengan perolehan tahun 2018.

Rinciannya, perusahaan pengangkutan batubara ini mengempit pendapatan dari PT Kaltim Prima Coal sebesar Rp 1,25 triliun dan dari PT Arutmin Indonesia Rp 922,91 miliar.

Adapun, beban pokok pendapatan TCPI sebesar Rp 1,76 triliun pada 2020, nilai ini sedikit lebih rendah dari beban pokok pendapatan pada 2018 yang sebanyak Rp 1,78 triliun.

Sehingga, TCPI mendapatkan laba bruto sebanyak Rp 527,45 miliar atau tumbuh 5,70% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 499,01 miliar. Pos beban usaha juga lebih tinggi 29,94% menjadi Rp 120,17 miliar, padahal pada tahun 2018 hanya tercatat Rp 92,48 miliar.

Baca Juga: Ini tujuan Transcoal Pacific (TCPI) mendirikan lima perusahaan pelayaran

Alhasil, TCPI memperoleh laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan pada entitas induk sebesar Rp 263,50 miliar pada tahun lalu.

Sementara itu, pendapatan TCPI pada kuartal I 2020 mencapai Rp 455,75 miliar atau turun 24,29% yoy. Pada kuartal I tahun lalu TCPI sukses meraih pendapatan sebesar Rp 601,99 miliar.

Laba bersih TCPI tergerus cukup dalam. Hingga kuartal I lalu TCPI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 22,12 miliar atau turun 69,88% yoy dimana pada periode yang sama di tahun sebelumnya TCPI sukses menorehkan laba bersih mencapai Rp 73,45 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×