kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,64   -8,90   -0.98%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Uber & Grab tak boleh pakai LCGC


Rabu, 13 April 2016 / 10:59 WIB
Uber & Grab tak boleh pakai LCGC


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Setelah sempat menikmati berkah moda transportasi berbasis aplikasi, produsen mobil murah ramah lingkungan low cost green car (LCGC) saat ini nampaknya tak bisa banyak berharap.

Abdul Arijal Taufiq, tenaga pemasaran Datsun di Jakarta Selatan  mengatakan, banyak pembeli Datsun Go+  yang mengaku menggunakan kendaraannya untuk bisnis transportasi aplikasi seperti Uber dan Grab. "Sampai sekarang masih ada, per bulan saya jual 5 unit - 8 unit," kata Abdul ke KONTAN, Selasa (12/04).

Hanya saja, euforia ini akan berakhir. Pasalnya, Musa Emyus, Sekretaris Koperasi Jasa Trans Usaha Bersama mewakili Uber, menyatakan, hasil kesepakatan dengan pemerintah, kendaraan yang boleh dipakai untuk transportasi berbasis aplikasi adalah minimal bermesin 1.300 cc atau jenis low MPV. "Anggota kami yang menggunakan LCGC sedang proses pengalihan," kata Musa kepada KONTAN, Selasa (12/04).

Lantas, bagaimana mitra atau anggota Uber yang masih pakai LCGC? Musa menyarankan untuk menjualnya. Ia menyebut larangan LCGC sebagai armada transportasi aplikasi ini akan diatur oleh Kementerian Perhubungan.

Setali tiga uang, penyedia transportasi aplikasi yakni Grab Indonesia juga melakukan penyesuaian armadanya. Namun, Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia bilang, perubahan pemakaian armada tidak berpengaruh terhadap operasional GrabCar. "GrabCar akan mengikuti arahan pemerintah termasuk peraturan terbaru soal LCGC," kata Ridzki.

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Datsun Go+ naik saat mayoritas penjualan LCGC turun.

Hanya Indriani Hadiwidjaja, Head of Datsun Indonesia bilang, kenaikan penjualan Datsun karena mendapat respon positif dari konsumen. Ia mengaku tak tahu jika sebagian kendaraan digunakan oleh konsumen untuk moda transportasi. Sebab, itu adalah hak konsumen dan buka urusan perusahaan.

Amelia Tjandra Direktur PT Pemasaran Daihatsu Indonesia menyebut pembeli Ayla konsumen biasa. "Kalau dipakai Uber dan Grab, kami tidak tahu," tandas Amelia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×