kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Untung dari Allo Bank, Bukalapak (BUKA) E-commerce atau Perusahaan Investasi?


Selasa, 03 Mei 2022 / 09:45 WIB
Untung dari Allo Bank, Bukalapak (BUKA) E-commerce atau Perusahaan Investasi?


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) berhasil membalikkan kerugian bersih menjadi laba bersih pada kuartal pertama tahun ini. Namun, pencapaian ini bukan berasal dari lini bisnis utama Bukalapak sebagai e-commerce, melainkan disokong oleh hasil investasi.

Sebagai gambaran, Bukalapak mencetak laba bersih senilai Rp 14,54 triliun di kuartal pertama 2022. BUKA membalik posisi rugi bersih pada kuartal pertama 2021 yang sebesar Rp 323,80 miliar.

Bukalapak membukukan pendapatan bersih senilai Rp 787,91 miliar pada kuartal pertama 2022 atau meningkat 85,95% secara year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 423,70 miliar. Di saat yang sama, BUKA mengantongi laba dari nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi sebesar Rp 15,49 triliun.

Baca Juga: Cuan Rp 13 T dari Allo Bank, Laba Bukalapak (BUKA) 19 Kali Lipat Dibanding Pendapatan

Manajemen BUKA lapak secara gamblang menyebutkan hasil kenaikan laba ini utamanya didorong oleh hasil laba nilai investasi Bukalapak di PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI). "Bukalapak juga berhasil membukukan laba operasional sebesar Rp 14,421 miliar pada kuartal pertama 2022, atau meningkat 4,49% dari minus Rp 328 miliar, terutama disebabkan oleh laba nilai investasi dari Allo Bank," papar manajemen BUKA dalam siaran pers, Kamis (28/4).

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai pertumbuhan kinerja Bukalapak selama tiga bulan pertama di tahun ini menjadi katalis positif bagi pergerakan saham BUKA. Namun, sebagai perusahaan marketplace atau e-commerce, lini bisnis utama Bukalapak justru belum bisa diharapkan untuk mencetak laba.

Wawan menilai, bisa saja Bukalapak malah bertransformasi menjadi perusahaan investasi dibanding menjadi perusahaan teknologi di bidang marketplace. BUKA memiliki dana jumbo dari perhelatan initial public offering (IPO).

Baca Juga: Bukalapak Cetak Laba Rp 14,54 Triliun, Simak Rekomendasi Saham BUKA

"Dengan cash yang sangat besar pasca IPO, saya lihat BUKA akan lebih bisa bertransformasi menjadi perusahaan investasi. Jadi BUKA akan terus mengakuisisi bisnis lain untuk menghasilkan profit dan juga cashflow," kata Wawan kepada Kontan.co.id, Kamis (28/4).

Hal tersebut tercermin dari upaya akuisisi dan investasi yang dilakukan Bukalapak kepada beberapa perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan kuartal pertama 2022, BUKA tercatat melakukan investasi jangka panjang ke lima milik perusahaan private equity (PE) dan venture capital (VC) dengan total nilai investasi Rp 2,26 triliun.

Adapun, investasi paling besar Bukalapak ditempatkan pada Growtheum Capital, yang dimulai pada 21 Desember 2021. BUKA berkomitmen untuk memberikan modal sampai dengan US$ 100 juta untuk 10 tahun.

Baca Juga: Bukalapak Cetak Laba Rp 14,54 Triliun, Simak Rekomendasi Saham BUKA

Lebih lanjut, Wawan mengatakan investor perlu untuk memahami bahwa hasil laba yang dikantongi Bukalapak berasal dari kenaikan harga saham yang belum tentu menghasilkan arus kas untuk BUKA, sehingga belum bisa dipastikan akan stabil.

Wawan menyarankan sarankan investor untuk wait and see. Namun, jika ingin masuk ke BUKA, investor perlu memiliki memiliki exit strategy, seperti cut loss poin 10%-12% dan target profit taking misalnya 20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×