Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pencegahan kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) telah menjadi tanggungjawab setiap perusahaan di musim kemarau seperti saat ini. Tugas tersebut salah satunya kepada perusahaan-perusahaan agribisnis yang memiliki lahan konsesi dan perkebunan yang luas. Wilmar Group merupakan salah satunya.
Untuk mencegah kebakaran lahan dan hutan Wilmar mengatakan telah menggandeng warga setempat untuk mencegah terjadinya kebakaran saat musim kemarau seperti saat ini.
Baca Juga: Harta karun Kerajaan Sriwijaya bermunculan di lokasi karhutla, ini penjelasannya
Koordinator Regional Sustainablitily PT Kalimantan Tengah Region, Grup Wilmar, Sarminah mengatakah, untuk mencegah kebakaran, pihaknya berupaya membangun kesadaran dan mengajak semua pihak untuk tidak membakar saat musiim kemarau.
Ia menjelaskan, sejak 2017 hingga saat ini, PT Kalimantan Tengah Rigion bermitra dengan 20 desa di sektoar wilayah operasional perusahaan yang berkolaborasi di Kotawaringain Timur, Kalimantan Tengah.
Kemitraan tersebut dilakukan dengan menggelar pelatihan dan simulasi bersama kebarakaran bersama Penanggulangan Keadaan Darurat Kebakaran (PKDK) perusahaan yang telah mengantongi sertifikat Kementerian Tenaga Kerja.
"Yang palng penting adalah menanamkan kesadaran agar tidak membakar," ujar Sarimanah dalam siaran pers, Minggu (10/6).
Selain itu, perusahaan juga memberikan bantuan sarana dan prasarana kebakaran sesuai arahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) seperti pompa jinjing, selang spiral, dan baju pemadam.
Pihaknya juga membangun sumur bor di 21 titik area rawan kebakaran untuk membantu penyediaan air saat pemadaman api. "Kami telah meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan masyarakat," imbuhnya.
Baca Juga: Siapkan IPO Anak Usaha, Grup Wilmar Makin Agresif Gelar Ekspansi di China
Perusahaan yang bergerak di sektor agribisnis ini juga telah menetapkans ejumlah upaya pencegahan kebakaran. Pertama, peta risiko kebakaran (fire risk map), yaitu peta untuk menentukan tinggi-rendahnya risiko saat terjadi kebakaran dengan penyangga (buffer) 5 kilometer dari konsesi perusahan.
Kedua, Wilmar juga menyusun standard operating procedure (SOP) kebakaran di lahan dan hutan di setiap unit konsesi dengan membentuk managemen mitigasi untuk pencegahan, pendeteksian, dan pemadaman kebakaran.
Ketiga, sosialisasi kepada masyarakat karena memegang peran penting dalam pencegahan bekaran. Dalam hal ini Wilmar menggandeng sejumlah pihak seperti Muspida, BPBD dan tokoh masyarakat.
Keempat, Wilmar membnetuk tim satgas pencegahan kebakaranm di setiap unit konsesi untuk mengendalikan dan memantau. Termasuk membagun menara pantau dengan peratalatan memadai.
Baca Juga: Merugikan India, Tarif Impor CPO Malaysia Terancam Naik
Sejak Februari 2016, Wilmar telah bergabung dalam Fire Free Alliance (FFA) bersama beberapa perusahaan lainnya, yaitu APRIL, Asian Agri, Musim Mas, dan lembagasosial masyarakat, yaitu PM Haze, RumahPohon, dan IDH (the sustainable trade initiative).
FFA merupakan kelompok multi-stakeholder yang berinisiatif dalam pengendalian masalah kabut asap dan kebakaran yang terjadi berulangkali di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News