Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) membuka opsi untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) di masa mendatang. Hal ini dapat dilakukan ketika proses spin off di tubuh Bio Farma rampung.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyampaikan, saat ini Bio Farma memiliki dua fungsi, yakni sebagai induk holding farmasi dan sebagai produsen vaksin. Untuk konsolidasi bisnis, Bio Farma sedang memproses spin off lini usaha operating atau manufaktur Bio Farma dan membentuknya sebagai suatu entitas perusahaan baru. Proses spin off tersebut diharapkan bisa selesai pada tahun ini.
"Nanti Bio Farma hanya akan fokus sebagai holding company saja. Segmen operating atau manufaktur akan dipisah dan dibuatkan perusahaan baru. Nama perusahaannya masih dipikirkan," urai Honesti ketika ditemui di Kementerian BUMN, Senin (22/8).
Baca Juga: Bulan Depan, Bio Farma Akan Luncurkan Vaksin Covid-19 Indovac
Nah, pada tahun 2023, Bio Farma akan berupaya melakukan unlock value pada perusahaan yang telah di-spin off tersebut. IPO dapat menjadi salah satu opsi unlock value pada entitas usaha hasil spin off yang bisa ditempuh oleh Bio Farma.
Hanya saja, Honesti belum bisa bicara panjang lebar terkait kepastian waktu IPO tersebut, apakah akan dilakukan tahun 2023 atau bukan. "Kami masih lihat timing-nya. Apalagi 2023 banyak agenda dan itu jelang tahun politik. Investor biasanya cenderung wait and see," ungkap dia.
IPO tentu bukan satu-satunya pilihan bagi Bio Farma dalam rangka unlock value untuk perusahaan manufaktur hasil spin off tadi. Opsi lainnya adalah mencari investor strategis untuk masuk dan berinvestasi di perusahaan tersebut.
Baca Juga: Penjualan Biofarma Tembus Rp 43,44 Triliun Tahun Lalu
Sekadar informasi, holding BUMN Farmasi dibentuk pada 31 Januari 2020 lalu yang terdiri dari Bio Farma sebagai induk holding, sedangkan anggota holding-nya adalah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF).
Holding BUMN farmasi saat ini memiliki 13 fasilitas manufaktur farmasi untuk produksi vaksin, obat, herbal, dan alat kesehatan. Holding farmasi ini juga telah mengekspor berbagai produk ke lebih 150 negara di seluruh dunia. Bio Farma bahkan menyuplai dua per tiga kebutuhan vaksin polio secara global.
Bio Farma beserta anak usahanya juga memiliki 1.262 jaringan distribusi ritel farmasi, 600 klinik kesehatan, dan 62 laboratorium diagnostik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News