kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vale Indonesia (INCO) targetkan produksi nikel matte sebanyak 65.000 ton di 2022


Rabu, 10 November 2021 / 14:20 WIB
Vale Indonesia (INCO) targetkan produksi nikel matte sebanyak 65.000 ton di 2022
ILUSTRASI. pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO)


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memperkirakan, produksi nikel matte di tahun 2022 turun 13% dibandingkan produksi rata-rata tahunan perusahaan.

Penurunan produksi ini terjadi karena pembangunan kembali (rebuild) furnace 4 mundur. Penjadwalan ulang dari pembangunan kembali furnace 4 ini terjadi karena pandemi Covid-19. Hal tersebut akhirnya berdampak pada produksi Vale Indonesia.

Alhasil, di tahun depan, Vale Indonesia hanya menargetkan produksi nikel matte sebanyak 65.000 ton. Padahal, rata-rata produksi tahunan nikel matte Vale Indonesia ada di kisaran 70.000 ton-75.000 ton.

“Rencananya awal tahun ini akan dibangun kembali namun karena pertimbangan Covid-19, tenaga ahli dan material dari luar negeri tidak bisa datang sehingga ditunda hingga bulan Desember mendatang,” kata Chief Executive Vale Indonesia Febriany Eddy di hadapan parlemen, seperti dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Laba bersih Vale Indonesia (INCO) melesat 60,40% hingga akhir kuartal ketiga 2021

 

Walau masih di bawah rata-rata produksi tahunan, namun, target produksi nikel matte di tahun 2022 sudah lebih tinggi dari target produksi nikel matte tahun ini, yang hanya 64.000 ton.

Asal tahu saja, Vale Indonesia perlu mematikan furnace yang sudah berusia 20 tahun pada 14 Desember mendatang. Perusahaan membutuhkan waktu lima bulan untuk membangunnya kembali.

Lebih lanjut Febriany Eddy bilang, perusahaan memiliki tiga furnace lain yang akan terus beroperasi seperti biasa untuk mendukung produksi nikel matte.

Produksi nikel matte Vale Indonesia turun 13% dalam sembilan bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu, juga karena masalah perawatan furnace.

Selanjutnya: Produsen susu Cimory incar dana Rp 3,76 triliun dari IPO, simak rencana penggunaannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×