kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vendor tunggu kepastian pabrik Foxconn


Selasa, 11 Februari 2014 / 09:20 WIB
Vendor tunggu kepastian pabrik Foxconn
ILUSTRASI. 4 Tips Perawatan Kulit ala Royal Family.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Produsen ponsel lokal masih menimang rencana merakit ponsel di dalam negeri. Meski Foxconn Technology Group sudah meneken perjanjian dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta untuk bisa menyediakan lahan bagi pabrik perakitan ponsel dan gadget di Jakarta.

Djoko Tata Ibrahim, Deputy Chief Executive Officer Commercial PT Smartfren Telecom Tbk bilang manajemen Smartfren masih mengkaji untuk mendirikan pabrik merakip ponsel Andromax di dalam negeri. "Selama setahun ini kemungkinan kami masih gunakan strategi bundling. Kalau merakit sendiri perlu perhitungkan biaya komponen seperti baterai, LED, dan lain-lain. Tapi, kalau volume penjualan bagus bisa dipertimbangkan merakit sendiri asal worth it," kata dia kepada KONTAN, Senin (10/2).

Yang jelas, Smartfren membuka pintu lebar untuk bekerjasama dengan Foxconn. Menjalin kerjasama dengan banyak mitra bisa menekan biaya produksi Andromax. Saat ini, Smarfren sudah menggaet 14 mitra.

Sedangkan PT Mitra Komunikasi Nusantara, pengelola ponsel Cyrus, akan menunggu hasil nyata dari pabrik ponsel Foxconn. Budisanto Kusuma, Chief Marketing Officer Cyrus menyatakan, manajemen memiliki rencana untuk merakit sendiri di dalam negeri. "Kami masih bahas terutama faktor kebijakan pemerintah dan adanya Foxconn. Kami tidak ingin buru-buru," katanya.

Ia menyambut baik kehadiran Foxconn di dalam negeri yang bisa menekan angka impor ponsel. Namun, untuk kepastian kerjasama bisnis, Cyrus tidak ingin seperti membeli kucing dalam karung.

Bagi PT Hartono Istana Teknologi (Polytron), kepastian kerjasama dengan Foxconn masih menunggu pabrik tersebut beroperasi. "Bila Foxconn membangun pabrik komponen, cip atau LED baru terobosan untuk industri," kata Tekno Wibowo, Direktur Pemasaran Polytron.

Saat ini, produksi ponsel di dalam negeri cenderung mahal karena adanya bea masuk komponen antara 5%-10%. Sedangkan impor utuh justru tidak ada bea masuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×