kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.275   35,00   0,22%
  • IDX 7.199   10,61   0,15%
  • KOMPAS100 1.051   2,03   0,19%
  • LQ45 818   1,46   0,18%
  • ISSI 226   0,79   0,35%
  • IDX30 428   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 508   3,38   0,67%
  • IDX80 118   0,22   0,19%
  • IDXV30 121   1,20   1,00%
  • IDXQ30 140   0,04   0,03%

Waspada musim paceklik Oktober-Januari


Minggu, 02 Oktober 2016 / 20:11 WIB
Waspada musim paceklik Oktober-Januari


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Musim paceklik sudah tiba. Setiap tahunnya, musim paceklik ini terjadi pada bulan Oktober hingga Januari. Biasanya pada musim ini, rata-rata stok pangan akan anjlok dan pemerintah umumnya memutuskan impor pada periode ini. Untuk itu, pemerintah harus mewaspadai musim paceklik tahun ini agar produksi pangan tidak menurun drastis.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengakui pada musim paceklik terjadi penurunan produksi padi pada umumnya. Sebab pada musim ini sudah tidak terjadi panen raya lagi, tinggal panen gadu atau panen padai yang ditanam pada musim kemarau. Sebaba mulai periode ini, curah hujan akan berkurang dan kerap terjadi gagal panen akibat kemarau yang melanda sejumlah wilayah sentra pertanian di Tanah Air.

Karena itu, Amran bilang, Kementerian Pertanian (Kemtan) telah mengantisipasi terulangnya musim paceklik ini sejak bulan Juli 2016 lalu. Kemtan melakukan metode menanam pada lahan tadah hujan dan lahan kering melalui pemanfaatan jaringan irigasi. Ia mengatakan pihaknya akan menggerakkan pompa air yang menganggur, membangun embung, longstorage, dam parit, dan sumur air tanah dangkal.

"Hasil Indek Pertanaman (IP) pada periode Juli-September 2016 meingkat dari sekali tanam per tahun menjadi dua kali tanam dan luas tanam," klaim Amran akhir pekan lalu.

Amran mengatakan, metode serupa akan diterapkan untuk tanaman jagung, cabai dan bawang merah. Komoditas ini akan ditanam pada saat off-season sehingga tidak akan terjadi shortage produksi di bulan-bulan terntentu atau di luar panen raya.

Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Winarno Tohir menilai kebijakan Kemtan itu merupakan salah satu solusi mengatasi musim paceklik. Hanya saja, Kemtan harus konsisten menjalankannya dan memastikan program tersebut benar-benar bisa diterapkan. Dengan demikian, luas tanam padi bisa bertambah.

Dengan adanya penambahan luas tanam pada bulan Juli lalu, maka akan menghasilkan produksi pada bulan Oktober sekitar 2,7 juta ton beras. "Produksi ini mencukupi untuk kebutuhan konsumsi penduduk 2,6 juta ton sebulan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×