Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah tekanan eksternal yang belum reda, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) kian ketat menyeleksi proyek yang bakal digarap. Dus, efisiensi menjadi kunci utama perseroan dalam menjaga kinerja sejak awal tahun 2025.
Pada paruh pertama tahun ini, WEGE membukukan pendapatan sebesar Rp 907,81 miliar, turun 34,23% secara tahunan (YoY).
Direktur Utama PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk Hadian Pramudita menyebut, itu terjadi seiring pengetatan seleksi proyek dan penyesuaian pasar.
Dalam kondisi itu, perseroan fokus menjaga profitabilitas di tingkat operasional sehingga laba kotor tercatat sebesar Rp 107,72 miliar, tumbuh 2,93% secara tahunan.
Baca Juga: WEGE Kantongi Kontrak Baru Rp 100 Miliar per Mei 2025
Alhasil, margin laba kotor ikut terkerek naik dari 7,58% pada periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 11,87%.
“Peningkatan itu menjadi bukti bahwa strategi efisiensi yang diterapkan perusahaan telah berjalan efektif,” kata Hadian saat dihubungi Kontan, Selasa (22/7).
Efisiensi turut terlihat dari Rasio Beban Pokok Pendapatan (COGS) yang mengalami perbaikan yang signifikan dari 92,42% menjadi 88,13%.
Meski laba bersih tercatat turun drastis hingga 97,84% secara YoY menjadi Rp 400,19 miliar, Hadian bilang itu masih menunjukkan sinyal positif atas keberhasilan perusahaan menjaga margin kotor dalam kondisi pasar yang menantang.
“Pada dasarnya penurunan ini terdampak oleh peningkatan beban usaha dan beban keuangan,” ujarnya.
Namun begitu, Hadian bilang struktur keuangan masih menunjukkan posisi yang solid dengan Rasio Debt to Equity (DER) yang turun menjadi 0,97x, dari 1,20x di akhir tahun 2024. Pun, Gearing Ratio turun signifikan ke 0,07x dari sebelumnya 0,18x.
Baca Juga: Wika Gedung (WEGE) Tebar Dividen Rp 6,9 miliar atas Laba Bersih 2024
“Hal ini menandakan pengelolaan utang yang semakin sehat serta penguatan struktur permodalan yang menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan berkelanjutan ke depan,” tambahnya.
Hingga paruh pertama 2025, emiten konstruksi ini mencatatkan nilai kontrak dihadapi (order book) sebesar Rp 4,12 triliun. Namun memang, dari posisinya bulan Mei lalu, belum ada pertambahan nilai kontrak baru (NKB) lagi seiring mundurnya sejumlah tender proyek. Dus pada paruh pertama ini, WEGE baru mengantongi NKB sebesar Rp 100 miliar, baru 2,79% dari target Rp 3,5 triliun yang dipasang tahun ini.
Hadian bilang saat ini landasan order book WEGE masih solid, sehingga ia optimistis dapat menjaga momentum pertumbuhan hingga akhir tahun.
“Ke depan, WEGE optimis dapat mempertahankan momentum pemulihan dengan memperluas inovasi berbasis modular dan bangunan hijau, serta terus menjadi mitra terpercaya dalam menciptakan ekosistem konstruksi yang inovatif dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Selanjutnya: Bank Mandiri Taspen Dukung Para Pensiunan Lewat Program Bedah Rumah
Menarik Dibaca: Harga Emas Tergelincir Setelah Reli Tiga Hari, Ketegangan Perang Tarif Mereda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News