Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bisnis PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mulai bergulir di awal tahun ini. Perusahaan plat merah ini sudah mendapat kontrak anyar. Menurut Suradi, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, BUMN ini mendapat kontrak pekerjaan dari beragam proyek. "Dari catatan kami, kontrak baru per Januari 2015 Rp 1,1 triliun," ujar dia kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Perinciannya, kontrak senilai Rp 600 miliar untuk pembangunan apartemen dari Grup Puncak Permai di Surabaya. Ada lagi proyek dari anak usaha PT Wika Beton Tbk senilai Rp 200 miliar.
Proyek lain yang digarap WIKA adalah pembangunan jalan dan jembatan di Pulau Kalimantan dan Jawa, dengan nilai masing-masing Rp 100 miliar. Sisa kontrak lain berasal dari anak usaha milik WIKA, seperti Wika Realty, Wika Bitumen.
Sejatinya, Januari 2015, WIKA menargetkan kontrak baru minimal Rp 2,5 triliun dari proyek di luar negeri, yakni proyek pembangunan bandara di Timor Leste dan proyek pembangunan perumahan di Aljazair.
WIKA sudah mengikuti tender proyek tersebut. Sayangnya, proses tender tidak dituntaskan tepat waktu. "Diharapkan, Februari ini bisa berlangsung," imbuh Suradi.
Tahun ini, WIKA punya target kontrak baru Rp 31,6 triliun. Dengan perolehan kontrak Rp 1,1 triliun pada Januari 2015, berarti perusahaan merealisasikan 3% dari target perolehan kontrak baru.
Selain dari proyek di dalam negeri, Wijaya Karya juga menargetkan kontrak proyek gedung dan infrastruktur dari luar negeri. Nilainya mencapai Rp 4 triliun.
Supaya lancar, Wijaya Karya sudah menganggarkan belanja modal Rp 1,74 triliun di tahun ini. Angka itu naik 65,7% dari belanja modal 2014 yaitu Rp 1,05 triliun.
Perinciannya, Rp 952,2 miliar merupakan belanja modal untuk induk usaha dan
Rp 782,97 miliar untuk lini usaha WIKA. Untuk membiayai belanja modal, WIKA mengandalkan kas internal dan utang jangka menengah atau medium terms notes yang diterbitkan tahun lalu senilai Rp 800 miliar.
WIKA membidik pendapatan Rp 21,43 triliun tahun ini atau naik 23,8% dari target tahun lalu sebesar Rp 17,31 triliun. Untuk target laba naik 27,42% menjadi Rp 764,52 miliar dari Rp 600 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News