Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menjual daging sapi dengan harga murah yakni Rp 39.000 per kilogram (kg) pada operasi pasar yang hanya di rumah susun dan pada pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP).
"Jadi kami akan mulai masuk ke rusun dulu dan saat ini sedang diatur karena subsidi kami bayarin," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab dipanggil Ahok di Jakarta, Selasa (7/6).
Dia mengatakan, kalau operasi pasar untuk daging yang dilaksanakan di rusun mendapat tanggapan yang baik, maka akan ditambah jatah uangnya lagi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dimana alokasi dananya ada Dinas Kelautan Perikanan dan Ketahanan Pangan (KPKP).
"Kami memang lagi usahakan untuk terus operasi pasar, yang jadi masalah masyarakat masih tidak terbiasa membeli daging beku. Daging beku ini lebih sehat sebetulnya, karena kalau makan di restoran, di hotel segala macem, itu dari daging beku," kata Ahok.
Menurut Ahok, mengonsumsi daging beku lebih aman, karena darahnya sudah diatur sampai habis baru dilakukan pengemasan. Sedangkan kalau dipemotongan belum tentu darahnya sampai habis.
"Untuk memperoleh daging subsidi tersebut tidak boleh tunai. Kalau seluruh Jakarta sudah punya kartu nontunai, maka kami berani adakan operasi pasar setiap hari di seluruh pasar, rusun, bahkan bisa sekolah atau RPTRA," kata Ahok.
Gubernur memperkirakan kalau untuk memenuhi satu kilogram daging pe rbulan untuk anak pemegang KJP, kemungkinan akan membutuhkan dana sebesar sekitar Rp500 miliar.
Sebelumnya, DKI Jakarta akan mengajukan impor daging sapi beku dari Selandia Baru untuk memenuhi kebutuhan daging bagi masyarakat.
"Kami juga sudah mengajukan untuk impor daging beku dan dari Selandia Baru terutama untuk memenuhi kebutuhan daging sapi pemegang Kartu Jakarta Pintar," imbuh Ahok.
Para pemegang KJP setiap bulan akan mendapatkan jatah satu kilogram daging sapi per bulan, dan akan disiapkan sekitar 560 ribu kilogram untuk warga pemegang KJP dan rencananya sehabis Idul Fitri, katanya lagi.
"Selain itu, kami akan membeli sapi hamil yang tidak boleh dipotong dari Nusa Tenggara Timur, memang saat ini belum dapat diarasakan hasilnya," tandas Ahok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News