kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Yamaha targetkan penjualan moge 200 unit


Senin, 16 Februari 2015 / 19:32 WIB
Yamaha targetkan penjualan moge 200 unit
ILUSTRASI. Profil Nana Sudjana, Eks Kapolda Jakarta Gantikan Ganjar Jadi Gubernur Jawa Tengah


Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Yamaha menargetkan penjualan motor besar alias moge di tahun ini mencapai angka 200 unit. Taget ini sama dengan jumlah penjualan moge Yamaha sepanjang 2014 lalu.

General Manager Marketing Yamaha Indonesia Mohammad Masykur, mengatakan, Yamaha Indonesia pada 2014 lalu mengimpor motor besar Yamaha dari Jepang sebanyak 200 unit. Seluruh moge impor tersebut telah habis terjual. “Tahun ini, kami akan mengimpor 200 unit moge lagi,” kata Masykur, Senin (16/2).

Sekadar informasi, beberapa moge Yamaha yang diimpor dari Jepang antara lain Yamaha seri sport YZF-R1  dan YZF-R6, seri big skutik T Max 550, dan seri Street Fighter berkubikasi jumbo yaitu V Max 1700 cc. Tahun ini,  Yamaha akan menambah dua model baru untuk produk moge, yakni seri trail WR-250 dan seri street fighter MT-09. Kedua seri tersebut dibanderol mulai Rp 93 juta  hingga di atas Rp 500 juta.

Masykur  memperkirakan, penjualan motor besar Yamaha pada tahun ini akan tetap di angka 200 unit. Alasannya, penjualan moge hanya bersifat melengkapi jajaran produk Yamaha terutama untuk konsumen kelas atas. Dari target penjualan 200 unit moge tersebut, Masykur memprediksi, kontribusi terbesar berasal dari penjualan T Max dan YZF R- 6. Sebab, kedua seri moge tersebut dibanderol di bawah Rp 500 juta dan masih nyaman untuk pemakaian sehari-hari di dalam kota.

Selain itu Masykur menilai, kenaikan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) tahun lalu dan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS cukup membebani pasar motor besar. “Ada kecenerungan, konsumen menunda pembelian,” kata Masykur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×