kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Chatib Basri: Industri mamin jadi ujung tombak


Rabu, 27 September 2017 / 18:04 WIB
Chatib Basri: Industri mamin jadi ujung tombak


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Industri makanan dan minuman (mamin) dipandang sebagai ujung tombak dari industri di Indonesia. Industri makanan dan minuman termasuk dalam sektor manufaktur.

"Pertumbuhan industri makanan dan minuman paling tinggi selama semester 1 tahun 2017," ujar Faisal Basri, Ekonom pada Diskusi Publik Lelang Gula Rafinasi, Rabu (27/9).

Pertumbuhan industri makanan dan minuman pada semester 1 tahun 2017 mencapai 7,69%. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dari sektor manufaktur.

Selain itu juga industri makanan dan minuman menyerap banyak pekerja. Penyerapan tersebut dapat mengurangi jumlah pengangguran. Faisal bilang industri makanan dan minuman menyerap 4,7 juta pekerja, setara dengan 33,6% pekerja seluruh industri manufaktur.

Keberlangsungan industri makanan dan minuman berkaitan erat dengan gula rafinasi sebagai bahan baku. Kebutuhan masing-masing industri pun berbeda. Oleh karena itu, lelang dinilai sebagai kebajakan yang tidak tepat diterapkan.

Sebelumnya Faisal bilang industri dapat melakukan kredit untuk pembelian gula rafinasi. Namun, apabila kebijakan lelang ditetapkan maka industri harus membayar langsung di awal.

Mengenai transparansi, Faisal menilai selama ini sistem yang dilakukan telah transparan. Harga gula rafinasi menurut Faisal telah mengacu pada harga gula internasional.

Faisal bilang yang harus transparan adalah proses tender pemilihan pelaksana lelang. "Harus ada audit proses tender pemilihan pelaksana lelang," terang Faisal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×