Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Ekspor Indonesia ke Korea Selatan (Korsel) untuk komoditas makanan dan minuman masih minim. Padahal, Korsel merupakan negara importir terbesar ke-9 di dunia. Salah satu penyebabnya adalah kualitas produk yang belum memenuni standar.
Doddy Edward, Staf Ahli bidang Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan mengatakan, memang perlu ada komunikasi mengenai kendala teknis tersebut. Pasalnya, masing-masing negara menerapkan standar baik berupa bahan baku maupun sertifikasi yang harus dilalui untuk bisa masuk ke pasar mereka. Hal ini yang menurutnya harus diperhatikan oleh pengusaha lokal.
"Mamin itu soal standar karena itu standard safety. Ini perlu diketahui oleh pengusaha mamin bagaimana tidak memasukan bahan-bahan yang dilarang," ujarnya di Jakarta, Kamis (13/7).
Oleh karena itu, dirinya mengatakan pengusaha perlu terus mencermati perkembangan aturan sekaligus menemukan peluang. Selain itu bisa terus menjaga komunikasi dengan institusi-institusi terkait, karena hal ini hanya permasalahan teknis. Sedangkan dari sisi lain dianggap sudah tidak ada hambatan, termasuk mengenai tarif yang dikenakan.
Setiap negera memang menerapkan aturan yang berbeda-beda mengenai komposisi yang boleh digunakan terkait produk makanan dan minuman. Oleh karenanya, hal ini perlu dipelajari seksama, agar ke depan produk-produk makanan dan minuman dari Indonesia bisa tembus ke pasar Korsel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News