kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah bidik investasi 100 investor Tiongkok


Kamis, 26 November 2015 / 11:13 WIB
Pemerintah bidik investasi 100 investor Tiongkok


Reporter: David Oliver Purba | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus mengupayakan peningkatan realisasi investasi perusahaan asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Salah satunya dilakukan dengan menggelar Indonesia-China Business Forum di Shanghai, besok (27/11). Dalam kegiatan tersebut, BKPM menargetkan 100 calon investor potensial dapat hadir dan mendapatkan informasi mengenai potensi investasi di Indonesia.

Kepala BKPM, Franky Sibarani menjelaskan, selain memberikan paparan di hadapan 100 calon investor potensial RRT, BKPM juga akan melakukan one on one meeting dengan beberapa perusahaan yang telah menyatakan minatnya untuk menanamkan modal di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di sektor kawasan pariwisata, kawasan industri, industri pengolahan nikel dan pembangkit listrik.

"Melalui one on one meeting, diharapkan perusahaan tersebut dapat melangkah maju dengan mengajukan izin prinsip ke BKPM," ujar Franky dalam siaran resmi, Kamis (26/11).

Franky menyampaikan bahwa RRT merupakan salah satu negara prioritas yang ditargetkan dapat merealisasikan investasinya di Indonesia. Dalam triwulan pertama tahun ini, BKPM mencatat peningkatan komitmen investasi dari Tiongkok sebesar 46%, yaitu senilai US$ 13,9 miliar.

Franky menilai, potensi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok sangat besar. Dirinya menyampaikan bahwa banyak hal potensial yang bisa dikerjakan bersama, baik sebagai pemerintah maupun sebagai pelaku bisnis, untuk memajukan kesejahteraan kedua negara.

Franky bilang, meski memiliki pertumbuhan yang menggembirakan, kerja sama investasi antara Tiongkok dan Indonesia masih jauh dari total potensi yang dimiliki kedua negara pihaknya akan mendorong pertumbuhan realisasi investasi yang lebih tinggi dan mengundang lebih banyak lagi perusahaan Tiongkok di sektor-sektor strategis untuk hadir di Indonesia.

Dari catatan BKPM, Tiongkok menjadi salah satu negara sumber investasi Indonesia sejak 2010 dan beberapa tahun belakangan ini. Dalam lima tahun terakhir, realisasi investasi Tiongkok rata-rata tumbuh 66% per tahun, dari US$ 174 juta pada tahun 2010 menjadi lebih dari US$ 800 juta tahun lalu.

Sementara dari sisi rencana investasi, total yang tercatat sejak 2010 senilai US$ 36 miliar. Secara kumulatif, realisasi investasi Tiongkok Januari-September 2015 mencapai Rp 400 triliun, meningkat 16,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp 342 triliun.

Realisasi investasi PMDN, Januari-September meningkat 16,4% menjadi Rp 133,2 triliun, sementara realisasi investasi PMA naik 16,9% menjadi Rp 266,8 triliun.

“Rencana investasi dari Tiongkok tergolong besar. Namun memang tantangan yang kami hadapi adalah untuk merealisasikan rencana investasi tersebut. Rasio perbandingan antara rencana dan realisasi investasi Tiongkok masih di bawah 10%,” ujar Franky.

Kegiatan tersebut akan dibuka oleh Konjen RI Shanghai Kenssy Dwi Ekaningsih. Selain menghadirkan Kepala BKPM, turut hadir sebagai narasumber Presiden Direktur UOB Bank Indonesia, Direktur Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, dan juga Kepala BKPMPT Provinsi Banten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×