Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) mengundang pelaku usaha Tiongkok untuk menghadiri Trade Expo Indonesia, pameran perdagangan terbesar pada 21-25 Oktober 2015.
"Kami akan mengundang para pelaku usaha dari Tiongkok untuk dapat melakukan kunjungan bisnis ke event B2B trade show terbesar di Indonesia," kata Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Nus Nuzulia Ishak di Nanning, Guangxi, Tiongkok, Sabtu (19/9).
Menurutnya, pemerintah akan memberikan fasilitas free akomodasi, diskon tiket dari maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia serta penjemputan.
Undangan itu disampaikan ketika Dirjen Nus meresmikan pendirian pusat distribusi produk Indonesia di Nanning, Jumat (18/9) dan menyampaikan sambutan dalam seminar investasi dan perdagangan Indonesia di lokasi China-ASEAN Expo (CAEXPO) 2015, Sabtu (19/9).
Nus mengatakan, Indonesia mencatat bahwa peningkatan arus perdagangan dan investasi Tiongkok ke Indonesia memberikan kontribusi positif bagi Indonesia. Rata-rata pertumbuhan perdagangan Indonesia-Tiongkok mencapai 6,7% selama 2010-2014.
Tiongkok juga telah menjadi mitra dagang terbesar pertama bagi Indonesia dengan total nilai perdagangan mencapai US$ 48,2 miliar atau melebihi seperempat dari total perdagangan Indonesia dengan dunia pada 2014.
Pada periode Januari-Juni 2015, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 22,3 miliar atau turun 8,96% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, kata Dirjen, neraca perdagangan kedua negara pada 2014 menunjukkan posisi defisit untuk Indonesia sebesar US$ 13 miliar. Defisit itu meningkat 79,61% dibanding 2013 yang sebesar US$ 7,24 miliar.
Kemdag akan menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok dengan terus mempromosikan produk ekspor nasional di provinsi-provinsi seluruh Tiongkok antara lain dengan pembentukan "trading house" di Shanghai dan Nanning.
Upaya lainnya adalah mengurangi hambatan tarif dan nontarif untuk produk ekspor Indonesia, utamanya batu bara, bahan kimia, minyak sawit dan turunannya, produk kayu dan kertas serta tekstil dan produk tekstil.
Selain itu, meningkatkan jumlah misi pembelian Tiongkok ke Indonesia, dan mempermudah penyesuaian standar industri dan sanitasi produk unggulan Indonesia ke pasar Tiongkok melalui "mutual recognition agreement" (MRA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News