Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bekerja sama dengan Komite Pembangunan Tiongkok dalam rangka membangun pelabuhan berstandar internasional di sejumlah daerah khususnya di wilayah Indonesia bagian timur.
"Kadin Indonesia bekerja sama dengan Komite Pembangunan Tiongkok untuk membangun pelabuhan-pelabuhan berkelas dunia di Indonesia," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto dalam acara penandatanganan MoU Kadin-Komite Pembangunan Tiongkok dan antara Indonesian Sorong Port dan China North Bay Shatin Port di Jakarta, Selasa (17/11).
Menurut Yugi, perjanjian kerja sama itu dilakukan dalam rangka menangkap peluang di bidang pembangunan pelabuhan dan dermaga, sesuai dengan konsep poros maritim dunia dan program tol laut yang dicetuskan oleh Presiden Joko Widodo.
Yugi mengungkapkan, kerja sama tersebut diilhami dari kunjungan pihaknya ke Pelabuhan Guangzhou di mana waktu bongkar muat untuk satu kapal hanya sekitar 3-5 jam, sehingga sangat efektif dan efisien.
Ia berpendapat, kuncinya adalah berada pada aspek teknologi sehingga keunggulan efisiensi itu yang akan dibawa ke dalam program investasi yang nilai awalnya sekitar US$ 2 miliar untuk waktu lima tahun.
Apalagi, ujar dia, pihaknya meyakini bahwa anggaran dari APBN saja dinilai tidak akan cukup memadai sehingga pihak swasta selayaknya berinisiatif untuk mengembangkan industri pelabuhan dan galangan kapal.
"Penandatanganan untuk merintis usaha port atau pelabuhan, kami memulai dari Sorong (Papua Barat), Bitung (Sulawesi Utara), dan kawasan lainnya," katanya.
Yugi menuturkan, pembangunan pelabuhan itu murni antara dunia usaha kedua negara (B to B) sehingga diharapkan proses implementasinya juga bisa dilakukan secara cepat dan masif.
Hal itu, ujar dia, juga mengingat Indonesia dinilai masih sangat memerlukan pelabuhan berstandar internasional untuk kegiatan perekonomian nasional.
Untuk itu, lanjutnya, pihaknya juga mengutarakan harapannya agar pemerintah bisa terlibat aktif dalam penyediaan berbagai fasilitas dan regulasi yang dibutuhkan.
Dalam acara tersebut, Kadin juga menandatangani acara kerja sama pemulihan terumbu karang dengan Marinir Angkatan Laut RI yang memiliki program membangun sejuta terumbu karang.
Sebagaimana diketahui, biaya logistik di Indonesia mencapai 26,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih tinggi dibandingkan biaya logistik dari negara lain seperti Malaysia (15%), Korea Selatan (16,3%), Jepang (10,6%), dan Amerika Serikat (9,9%).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News