kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Telkomsel bangun BTS melebihi kewajiban


Minggu, 28 Agustus 2016 / 06:15 WIB
Telkomsel bangun BTS melebihi kewajiban


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) sebagai induk usaha Telkomsel memastikan anak usahanya selalu membangun jaringan melebihi kewajiban yang ada di modern lisensinya.

"Kita pastikan Telkomsel selalu penuhi kewajiban di modern licensing yang diberikan, bahkan selalu lebih," ujar Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga kala Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi I DPR pada Kamis (25/8) lalu.

Dalam RDPU hadir President Direktor/CEO XL Dian Siswarini, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys, President Director dan CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli, Direktur UtamaTelkomsel Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkom Alex Sinaga, dan Wakil Presiden Direktur Tri PT Hutchison 3 Indonesia M. Danny Buldansyah.

Alex mengungkapkan ada sekitar 700 BTS milik Telkomsel yang terpasang di perbatasan dan pelosok untuk menjaga kedaulatan NKRI.

"Dalam melayani masayarakat, Telkomsel saat ini harus menyubsidi 16 ribu-17.168 BTS. Itu sekitar 14% dari 116 ribu dari BTS terpasang posisinya merugi. Tetapi kita harus tetap jaga layanan dan tak matikan. Soalnya begitu BTS terpasang ada ekosistem dan ekonomi yang bergerak, mulai dari pedagang pulsa dan lainnya," tambah Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi I DPR RI Budi Youyastri penasaran dengan modern lisensi yang dimiliki Telkomsel karena banyak kalangan menganggap operator ini terlalu agresif membangun jaringan bahkan di area yang tak menjadi kewajibannya yakni di daerah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Isu membangun BTS hingga ke perbatasan dan pelosok yang tak menjadi kewajiban ini sangat penting untuk dicatat. Kami ingin Anda berikan modern lisensi itu ke kami agar kita bisa pelajari. Soalnya waktu rapat dengan Menkominfo, dibilang tak pernah minta Telkom bangun daerah perbatasan dan pelosok," katanya.

Budi juga mempertanyakan komitmen operator selain Telkomsel untuk membangun jaringan telekomunikasi di seluruh Tanah Air. Saat mendapat lisensi, seluruh operator telekomunikasi telah menyatakan komitmennya membangun jaringan telekomunikasi di seluruh Nusantara.

"Ini kan semua operator mendapat lisensi nasional. Jadi pasti ada komitmen untuk membangun di Papua, Maluku, Ternate, Alor, dan wilayah Indonesia timur lainnya. Coba kasih ke kami komitmen itu. Dan ini ada Telkomselmalah bangun hingga 700 BTS di perbatasan, padahal menterinya tak minta,” kata Budi.

Sebelumnya, dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR pada Rabu (23/8), Menkominfo Rudiantara menegaskan tak pernah meminta Telkom Group untuk membangun daerah remote.

"Saya tak pernah meminta Telkom membangun remote area. Kalau kebetulan dibangun, barangkali dari BUMN atau masyarakat di daerah meminta dibangun," katanya.

Untuk diketahui, faktor BTS Telkomsel yang menyebar ke perbatasan salah satu pemicu adanya perbedaan hitungan antara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dengan Telkom Group di revisi biaya interkoneksi. (Sanusi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×