kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,47   7,12   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Abyor bangun hunian sementara untuk korban gempa bumi


Minggu, 30 September 2018 / 19:52 WIB
Abyor bangun hunian sementara untuk korban gempa bumi
ILUSTRASI.


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Abyor International, perusahaan pemimpin pasar dalam penyediaan konsultasi TI dan manajemen solusi enterprises resource planning (ERP) dari SAP di Indonesia, bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Mataram (Unram) membangun hunian sementara (huntara) bagi masyarakat Lombok yang menjadi korban dari musibah gempa bumi. Untuk memantau keberlanjutan program huntara ini, Abyor International meresmikan posko bersama di Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.

“Manajemen dan karyawan Abyor International menyampaikan duka mendalam dan prihatin atas rentetan gempa yang menimpa masyarakat Nusa Tenggara Barat yang terjadi sejak Juli lalu hingga menyebabkan banyak bangunan runtuh termasuk rumah penduduk. Keprihatinan tersebut kami wujudkan dalam bentuk bantuan berupa hunian sementara dengan harapan membantu warga hingga mampu untuk memiliki hunian permanan kelak,” ujar Director Professional Delivery Services PT Abyor International Dony Rivai dalam keterangan resminya, Minggu (30/9).

Berdasarkan informasi dari lapangan, sumbangan berupa pangan dan sandang dinilai sudah mencukupi, sementara hal yang sangat diperlukan adalah pembangunan kembali rumah, sekolah dan bangunan lainnya. Hal ini sinkron dengan program yang sedang direncanakan oleh rekan-rekan dari Ikatan Alumni ITB yang merencanakan pembangunan rumah dan bangunan dengan konsep hunian sementara dari bambu, termasuk di dalamnya: family shelter, communal shelter, hunian, MCK dan posko untuk relawan.

Hunian sementara hasil rancangan arsitek ITB terbuat dari bambu karena beberapa pertimbangan. Penggunaan bamboo dalam konstruksi disebabkan strukturnya lebih ringan, lebih elastis, dan tidak mudah pecah sehingga lebih dapat diandalkan. Agar dapat lebih awet, bambu yang digunakan diplester untuk mencegah risiko kerusakan akibat hujan, kelembaban, jamur, rayap, dan kebakaran. Selain dapat diandalkan, pemakaian bambu sebagai bahan utama huntara juga lebih mengoptimalisasi biaya karena hanya membutuhkan biaya Rp 20 juta untuk bahan bambu yang dipakai.

Ada beberapa bangunan yang dibuat di tahap awal sebagai percontohan yakni 1 unit family shelter, 1 unit communal shelter, 1 unit rumah huntara, dan 1 unit Geodome untuk Poskorelawan. Pembangunan seluruhnya berlokasi di Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Huntara yang dibangun memiliki luas 4 m x 6 m dengan 1 kamar di mezzanine yang bisa dipisah menjadi dua.

Tim relawan gabungan Abyor-ITB-Unram memulai proses pembangunan di area yang tertimpa bencana sejak awal September di Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Juga didirikan posko hasil kerjasama PT. Abyor International, Yayasan LAPI-ITB, Ikatan Alumni ITB dan Yayasan Solidarity Forever sebagai pusat koordinasi dari kegiatan bantuan. Dalam peresmian hadir Director Professional Delivery Services PT Abyor International Dony Rivai, Ketua LPPM-Unram Dr. Muhammad Ali, Sekretaris Bidang Pengabdian kepada Masyarakat LPPM-ITB Irwan Meilano, perwakilan Pemerintah Kab. Lombok Utara, Alumni ITB, mahasiswa KKN Unram dari 10 Fakultas serta masyarakat setempat.

Wakil Rektor Unram Lalu Wiresapto Karyadi mengucapkan terima kasih kepada PT Abyor International dan ITB atas segala bantuan yang telah dilakukan dalam rangka rehabilitasi pasca gempa Lombok. Ia mengatakan, Unram akan terbuka dengan inisiasi yang dikembangkan dari Abyor dan ITB untuk masyarakat Lombok, dengan bantuan donasi yang diberikan Abyor ini mempercepat inisiatif awal implementasi dari hunian sementara yang sudah didesain oleh teman-teman arsitektur ITB. “Kami berharap dan berdoa agar warga Lombok dapat kembali bangkit, baik secara fisik, maupun secara moral,” tutup Dony Rivai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×