kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Angkasa Pura I bakal terbitkan obligasi untuk tingkatkan kapasitas bandara


Rabu, 21 Februari 2018 / 20:58 WIB
Angkasa Pura I bakal terbitkan obligasi untuk tingkatkan kapasitas bandara
ILUSTRASI. Bandara Ahmad Yani Semarang dibawah AP I


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Angkasa Pura I (Persero) bakal menerbitkan obligasi sebagai sumber pendanaan untuk meningkatkan kapasitas bandara.

Faik Fahmi, Direktur Utama AP I mengatakan, tahun ini pihaknya bakal membenamkan investasi senilai Rp 18,8 triliun yang fokus utamanya akan digunakan untuk penambahan kapasitas bandara. Dia bilang, dana tersebut nantinya akan diperoleh dari kas internal maupun penerbitan obligasi.

"Ada yang dari internal, karena salah satu strategi kita adalah mem-provide komersial. Jadi pendapatan kita akan kita dorong lebih kuat lagi. Dari pihak ketiganya, kita dorong pakai obligasi," ungkap Faik kepada media usai acara Airports - Airlines Gathering 2018 di Hotel Borobudur, Rabu (21/2).

Sayangnya, Faik belum bisa menjelaskan secara detail rencana penerbitan obligasi tersebut. Yang jelas, dari total investasi sebesar Rp 18,8 triliun sebagian besar akan digunakan untuk menambah kapasitas sembilan bandara yang dikelola.

Salah satu bandara yang akan menjadi perhatian adalah bandara internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. Menurut Faik, bandara tersebut menjadi salah satu tulang punggung perusahaan dan tergolong bandara terbesar yang dimiliki oleh AP 1 lantaran memiliki trafik yang cukup besar.

Saat ini, kapasitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali mencapai 186.669 meter persegi dan akan dikembangkan menjadi 393.700 meter persegi dengan kapasitas tahunan mencapai 37,5 juta penumpang. Adapun, peningkatan kapasitas bandara tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2020.

Menurut Faik, persoalan utama yang dihadapi oleh semua bandara yang dikelola AP 1 adalah kurangnya kapasitas. "Semua bandara begitu, karena trafik lebih tinggi daripada kemampuan kita menyediakan kapasitas," ungkap Faik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×