kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45939,99   -23,74   -2.46%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis GMF AeroAsia terbang 27% di 2016


Jumat, 03 Februari 2017 / 14:30 WIB
Bisnis GMF AeroAsia terbang 27% di 2016


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bisnis perawatan pesawat diproyeksikan masih berpeluang tumbuh di Indonesia. Terbatasnya jumlah bengkel dan bertambahnya jumlah armada pesawat, menyebabkan bisnis jasa perawatan pesawat ini terbang semakin tinggi.

Tengok saja bisnis GMF AeroAsia yang melaporkan kenaikan kinerja dobel digit di tahun 2016 lalu. Merujuk laporan keuangan yang belum diaudit, kinerja GM AeroAsia tahun 2016 naik 27%, dengan pendapatan US$ 386,5 juta.

Adapun tahun 2015 lalu, pendapatan bisnis anak usaha Garuda Indonesia itu baru mencapai US$ 304 juta. "Tahun 2017, kami patok pendapatan US$ 454 juta," kata Aryo Widjoseno, VP Corporate Secretary GMF Aeorosia, kepada KONTAN, Kamis (2/2).

Tahun 2016 lalu, pesawat yang masuk bengkel GMF didominasi pesawat milik Grup Garuda Indonesia. "Jika dipersentasekan, masih 70% dari Garuda Indonesia," jelas Aryo. Adapun 30% pesawat yang masuk bengkel GMF  berasal dari maskapai lain.

Tahun ini Aryo menargetkan, 60% pesawat yang masuk bengkel GMF AeroAsia berasal dari Garuda Indonesia dan 40% dari maskapai lain. "Tahun 2020 nanti, kami target 60% pesawat yang memakai jasa kami berasal dari luar maskapai Garuda Indonesia Group," jelas Aryo.

Asal tahu saja, maskapai yang mempercayakan perawatan pesawat di GMF tak hanya maskapai domestik, tapi  juga maskapai internasional dari banyak negara. Aryo bilang, untuk perawatan berat (C-Check) dan overhaul wide body dalam sebulan bisa tiga-empat unit pesawat.

Sementara narrow body lebih dari 20 pesawat per bulan. Sedangkan line maintenance (A-Check) sebulan rata-rata 20-24 pesawat. Dari sisi biaya, perawatan seperti nest stop dikenakan tarif US$ 200.000-US$ 300.000 per pesawat dan memakan waktu sepekan sampai dua pekan.

Terkait pengembangan bisnis, GMF tahun ini berencana memperluas layanan perawatan pesawat ke wilayah timur Indonesia, yakni bekerjasama dengan Merpati Maintenance Facility (MMF). GMF tengah mengembangkan kerjasama operasi dengan MMF agar hangar milik Merpati di Surabaya, Biak dan Manado bisa digunakan oleh GMF.

GMF juga berencana menambah kapasitas hangar pesawat di Batam, yang saat ini masih tahap persiapan. "Di Batam kami sudah menjajaki dengan KLM Airlines, mereka sudah bersedia agar hangar kita bisa dijadikan fasilitas maintenance," ungkap Aryo.

Sampai saat ini GMF telah memiliki empat hangar di Indonesia. Untuk membangun satu hangar berkapasitas dua jalur pesawat besar seperti Boeing 747 dan Airbus 300, setidaknya membutuhkan investasi antara US$ 40 juta-
US$ 45 juta.

Asal tahu saja, GMF AeroAsia saat ini menguasai bisnis bengkel pesawat di Indonesia hampir 70%. Maka itu, GMF bermimpi ingin memperluas jasa ke ASEAN seperti Vietnam dan juga ke Kamboja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×