Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akibat Covid-19 serta pembatasan pergerakan dan penerbangan selama masa pandemi memberikan dampak signifikan terhadap kinerja PT Garuda Indonesia (GIAA). GIAA pun melakukan sederet upaya pemulihan kinerja keuangan yang terdampak oleh pandemi Covid-19.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan rata-rata frekuensi penerbangan turun drastis dari 400 penerbangan per hari menjadi 100 per hari. Jumlah penumpang menyusut hingga 90%.
Baca Juga: HIPMI mendorong manajemen Garuda Indonesia melakukan terobosan bisnis
Untuk mengatasi hal tersebut, Irfan menyatakan terus memperkuat langkah pemulihan kinerja. Fokus utama yakni mengupayakan perbaikan fundamental perseroan secara terukur dan berkelanjutan.
"Upaya pemulihan kinerja kami lakukan secara menyeluruh pada lini bisnis perseroan meliputi langkah optimalisasi pendapatan penumpang penerbangan berjadwal, layanan kargo udara, hingga penerbangan sewa,” jelasnya melalui siaran resmi, Senin (3/8).
Selain itu, emiten berkode saham GIAA tersebut juga menjalankan langkah strategis dari aspek pengelolaan biaya dengan negosiasi biaya sewa pesawat, restrukturisasi utang, serta implementasi efisiensi di seluruh lini operasional. Tujuannya untuk menyelesaikan tren pasokan dan permintaan pada masa pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit semester I/2020, GIAA membukukan penurunan pendapatan usaha 58,18% secara year on year (yoy) menjadi US$ 917,28 juta per 30 Juni 2020.
Baca Juga: PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Membutuhkan Pembiayaan Rp 9,5 triliun
Maskapai pelat merah itu membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik enititas induk US$ 712,73 juta atau setara dengan Rp 10,19 triliun pada semester I/2020.
“Pandemi Covid-19 mengantarkan industri penerbangan dunia berada pada titik terendahnya di sepanjang sejarah. Kendati berada di tengah situasi sulit, GIAA optimistis bahwa dengan upaya pemulihan kinerja yang telah dilakukan dan dengan dukungan penuh pemerintah serta solidaritas stakeholder penerbangan, perseroan dapat terus bertahan dan kembali bangkit,” jelas Irfan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News