kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor kayu ke Inggris diharapkan membaik


Rabu, 19 April 2017 / 19:55 WIB
Ekspor kayu ke Inggris diharapkan membaik


Reporter: Handoyo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak mengekspor produk-produk agribisnis ke Uni Eropa. Selain mengekspor produk minyak kelapa sawit, Indonesia juga banyak mengekspor kayu ke Uni Eropa.

Dari sejumlah negara Uni Eropa (UE) yang menjadi tujuan ekspor produk kayu olahan Indonesia, Inggris merupakan yang terbesar. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa dikhawatirkan akan menimbulkan perubahan kebijakan baru.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdangan (BP3) Kemneterian Perdagangan (Kemdag) Kasan Muhri mengatakan ekspor kayu olahan dan produk kayu Indonesia memiliki tren kenaikan dari tahun ke tahun yang signifikan. Berdasarkan catatan Kemdag, tren peningkatan ekspor kayu ke UE periode 2011-2016 naik 6,06%. Salah satu penyebab peningkatkan ekspor tersebut adalah adanya lisensi Forest Law Enforcement, Governance and Trade (Flegt) dengan Uni Eropa.

"Inggris merupakan pasar strategis di Uni Eropa," ujar Kasan, Selasa (18/4).

Kasan menjelaskan, pangsa pasar Inggris menguasai 27,11% dari total ekspor kayu ke UE senilai US$ 448 juta dengan kenaikan rata-rata 10,14% per tahun selama 2011-2015. Kemudian, menyusul Jerman dan Belanda, masing-masing sebesar 25,20% dan 23,49%. Namun tren ekspor ke Jerman dan Belanda menurun masing-masing 4,94% dan 3,83%. Karena itu, posisi Inggris menjadi sangat potensial di UE. Pesaing utama Indonesia di Inggris adalah Amerika Serikat dan China.

Menurut Kasan, keluarnya Inggris dari UE diharapkan tidak berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekspor kayu Indonesia ke Inggris khususnya dengan kebijakan penerapan Flegt. Kemdag optimistis Inggris masih menerapkan lisensi Flegt dengan beberapa penyesuaian sesuai kepentingan nasionalnya. Namun diharapkan penerapan Flegt bisa lebih luas.

Ia mengambil contoh, misalkan Inggris mengharuskan kantor pemerintah pusat, lembaga eksekutif dan lembaga publik non pemerintah memperoleh lisensi produk kayu, maka kondisi ini bisa mendorong potensi ekspor kayu olahan dan produk kayu yang lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×