kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor mebel dan furnitur melemah


Senin, 24 Juli 2017 / 06:50 WIB
Ekspor mebel dan furnitur melemah


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Ekspor mebel dan furnitur Indonesia masih jauh dari target. Mengutip data Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), hingga semester I nilai ekspor mebel dan furnitur tercatat masih US$ 700 juta. Angka tersebut 31,81% dari target tahun ini yang sebesar US$ 2,2 miliar.

Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi & Hubungan Antar Lembaga HIMKI Abdul Sobur mengatakan, agar sesuai target, seharusnya pada semester I lalu pencapaian nilai ekspor mebel dan furnitur antara US$ 1 miliar sampaiUS$ 1,2 miliar. Dengan nilai ekspor ini, Abdul bilang kondisi permebelan di Indonesia mengkhawatirkan. "Seharusnya kalau mengikuti target sampai akhir Juni kemarin berada di nilai US$ 1 miliar-1,2 miliar," kata Sobur kepada KONTAN, Minggu (23/7).

Dua tahun terakhir, kinerja ekspor mebel dan furnitur Indonesia tengah meredup. Pada tahun 2015, ekspor mebel Indonesia tercatat US$ 1,93 miliar. Tahun 2016 kembali menurun menjadi US$ 1,6 miliar. Berkaca dari hasil pencapaian ekspor di paruh pertama tahun ini, Sobur pesimistis, target ekspor dapat terpenuhi.

Bila pangsa pasar mebel Indonesia tengah lesu, hal sebaliknya terjadi pada kinerja ekspor mebel di negara tetangga, yakni China, Vietnam dan Malaysia. Di Vietnam, tahun lalu pertumbuhan ekspor mebel mencapai 20%.

Terdapat beberapa persoalan yang menghambat ekspor mebel dan furnitur Indonesia. Salah satunya adalah penerapan kewajiban Surat Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). "Itu turut membebani biaya penjualan," ujar Sobur.

Dukungan pemerintah dari sisi perbankan juga dirasa masih belum bersahabat. Bunga pinjaman bank di Indonesia masih dinilai terlalu tinggi bila dibandingkan negara-negara kompetitor.

Edy Sutopo Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Ditjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemperin), menyatakan, pihaknya berupaya memberikan insentif agar industri mebel bisa berkibar. "Kami masih berupaya, kata Edy.

Dibandingkan pasar mebel dunia, nilai perdagangan mebel dalam negeri masih kecil. Sobur mengatakan, sepanjang tahun 2016 lalu nilai perdagangan mebel global mencapai US$ 150 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×