kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

FMA bersiap mereguk untung dari gelaran Piala Dunia


Selasa, 22 Mei 2018 / 20:10 WIB
FMA bersiap mereguk untung dari gelaran Piala Dunia


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Futbal Momentum Asia (FMA) bersiap mereguk untuk dari gelaran Piala Dunia 2018 di Rusia. Pasalnya kendati tinggal tersisa 25 hari menjelang kick off nyatanya perusahaan masih gencar untuk memasarkan kembali hak siar Piala Dunia. Perusahaan menggandeng K Vision untuk bisa memasarkan kembali hak siar dan konten piala dunia kepada local cable operators (LCO).

David Khim, Chief Executive Officer FMA mengatakan, dalam 25 hari ini pihaknya akan membidik sekitar tiga juta penonton tv kabel, hal ini tentu saja menjadi pundi-pundi keuntungan baru bagi perusahaan. Apalagi investasi untuk membeli hak siar dari FIFA menurutnya sangat mahal bila dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara.

“Saya tidak bisa disclose angka tepatnya berapa kami beli dari FIFA, tetapi harga di Indonesia sangat tinggi paling mahal di Asia Tenggara. Tahun 2014 saja investasinya sekitar US$ 75 juta jadi dikira-kira saja dengan kenaikan (inflasi) harga dan segala macamnya tetapi kami tidak bisa disclose itu,” ujar David kepada Kontan.co.id, Selasa (22/5).

David bilang, pembentukan konsorsium ini dilakukan untuk memberikan harga redistribusi hak siar kepada LCO dengan lebih murah dan terjangkau. Selain itu, ini juga akan berdampak pada berkurangnya pembajakan konten yang akan terjadi. Berkaca pada gelaran tahun 2014, di Indonesia diperkirakan ada 4 juta orang yang menonton Piala Dunia menggunakan saluran ilegal.

Hal ini tentu saja menjadi potensial lost yang akan didapatkan pemilik lisensi. Menurut estimasi David dengan jumlah tersebut diperkirakan pihaknya bisa mengalami kerugian sebesar US$ 15 juta-US$ 20 juta. Oleh karena itu, dirinya menggandeng K Vision untuk bisa berpartner dan melakukan redistribusi kembali hak siar itu secara legal dan sah.

“Jadi ada dua alasan pembentukan konsorsium, pertama untuk redistribusi konten dan kedua untuk bikin konten acccesible. Untuk harganya sendiri ditentukan oleh K Vision karena mereka yang akan berikan sistem, teknikal dan bantuan teknisnya, kalau dari kami hanya menjaga lisensinya dieksekusi dengan baik sesuai regulasi yang ada,” lanjut David.

Saat ini FMA memberikan hak siar kepada Trans TV, Trans 7, Trans Vision, K Vision, Klix, Telkomsel, Indie Home dan RRI. Nantinya K Vision bisa kembali memberikan redistribusi untuk tv kabel agar bisa menikmati konten Piala Dunia. Sayang David tak merinci berapa harga yang dibutuhkan untuk mendapatkan hak redistribusi ulang tersebut.

Selain itu, pembentukan konsorsium ini juga dilakukan untuk meminimalisir adanya pembajakan konten. perusahaan juga bekerjasama dengan pihak berwajib untuk segera menindak pelanggaran-pelanggaran yang ada. “Saya pikir tahun ini akan banyak hal berbeda, harapannya (pembajakan) bisa turun 10-15%, untuk turunkan pembajakan itu kami akikan media brief secara berkala bisa membantu 20%-15% dan 10%-15% akan terbantu dari teman-teman LCO,” lanjut David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×