kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga karet di tingkat petani mulai naik


Senin, 20 Februari 2017 / 18:15 WIB
Harga karet di tingkat petani mulai naik


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Petani karet nampaknya bisa lebih sumringah. Pasalnya, harga karet saat ini sudah naik lebih dari 100% bila dibandingkan harga Maret 2016 yang sempat menyentuh US$ 1,03 per kilogram (kg).

Berdasarkan Singapore Exchange Limited (SGX), harga karet kini sudah mencapai lebih dari US$ 2,2 per kg. Kenaikan harga karet ini otomatis mengerek harga karet di tingkat petani yang saat ini mencapai Rp 11.000-Rp 12.000 per kg. Harga tersebut jauh di atas harga karet sebelumnya yang sempat jatuh di kisaran Rp 4.000 per kg.

Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Suharto Honggokusumo mengatakan, kenaikan harga karet saat ini disebabkan pengaruh cuaca. Sebab hujan yang berkepanjangan yang terjadi di daerah produsen karet seperti Thailand, Indonesia dan Vietnam telah membuat produksi karet turun, karena petani karet sulit menyadap. Apalagi disusul bencana alam seperti banjir membuat stok karet dunia berkurang.

"Selain itu, saat ini udara juga mulai panas yang mempengaruhi produktivitas karet," ujar Suharto, Senin(20/2).

Sebab udara panas yang mulai terjadi sejak akhir tahun lalu dimulai dari China, kemudian turun terus ke Thailand, Vietnam, Malaysia dan Indonesia akan membuat daun pohon karet berguguran. Nah saat ini, produktivitas karet pun berkurang sekitar 10%-20%, karena sebagian besar getahnya digunakan untuk pembentukan daun baru. Untuk wilayah Indonesia, khususnya Sumatra Utara sebagian sudah mulai mengalami gugur daun.

"Kalau dikatakan petani karet tidak menikmati kenaikan harga karet juga tidak benar karena harga sudah tinggi, tapi produktivitas turun itu benar," ujar Suharto.

Ia mengatakan, sebenarnya tantangan terbesar petani karet di Indonesia adalah kualitas pohon karet yang kurang baik dibandingkan dengan negara lain. Itu terjadi karena bibit karet yang ditanam bukan bibit unggulan. Untuk itu, pemerintah harus turun tangan memberikan penyuluhan dan mendorong agar petani menanam karet unggul di lahan mereka.

Berdasarkan data Gapkindo, perkiraan produksi karet tahun 2016 sebesar 3,182 juta ton. Sementara pada 2017 diproyeksikan bisa mencapai 3,277 juta ton atau naik sekitar 2,98%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×