kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hinabi: Produksi alat berat dalam negeri diprediksi meningkat 30% tahun ini


Minggu, 21 Maret 2021 / 18:18 WIB
Hinabi: Produksi alat berat dalam negeri diprediksi meningkat 30% tahun ini
ILUSTRASI. Pekerja melakukan aktifitas di perakitan alat berat. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/22/01/2015


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) memprediksi produksi alat berat dalam negeri meningkat hingga 30% pada tahun ini atau mencapai 4.500 unit hingga 5.000 unit.

Ketua Umum Hinabi Jamaluddin mengungkapkan produksi domestik berpotensi meningkat ditopang sektor konstruksi dan agro seiring pertumbuhan proyek infrastruktur dan utilisasi program biodiesel. Adapun, pada tahun 2020 produksi alat berat dalam negeri mencapai 3.400 unit.

"Forestry dan agro stabil, kenaikan (juga) ada di pertambangan yang cukup pesat," ujar Jamaluddin kepada Kontan.co.id, Minggu (21/3).

Jamaluddin melanjutkan jika dilihat per sektor maka 40% akan bersumber dari konstruksi, 25% sampai 30% dari pertambangan, 15% dari forestry dan 15% dari agro.

Baca Juga: Emiten alat berat optimistis kinerja penjualan akan membaik tahun ini

Merujuk data Hinabi, permintaan alat berat yang tinggi sisanya akan diisi oleh produk impor. Untuk itu, Jamaluddin menilai maraknya impor alat berat perlu menjadi perhatian semua pihak termasuk pemerintah.

Hinabi mengharapkan ada langkah yang diambil pemerintah khususnya memprioritaskan penggunaan alat berat baru Hydraulic Excavator kelas medium (10 ton-40 ton) dalam proyek-proyek pemerintah dan BUMN sesuai amanat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

"Dan melakukan pengawasan impor alat berat bekas untuk Hydraulic Excavator kelas medium tersebut agar penyerapan alat berat produksi dalam negeri bisa maksimal," kata Jamaluddin.

Jamaluddin menambahkan, pemerintah perlu mendorong harmonisasi tarif bea masuk penyediaan fasilitas insentif untuk bahan baku high tensile steel atau di luar SS400 dan komponen pendukung untuk meningkatkan daya saing produk alat berat dalam negeri terhadap produk impor sejenis. "Pemerintah sendiri sudah berkomitmen sehingga Hinabi meminta dukungan untuk penguatan komitmen tersebut," pungkas Jamaluddin.

Selanjutnya: Intraco Penta (INTA) gandeng perusahaan alat berat baru asal China

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×