kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga Mei 2018, Paramount Land kantongi marketing sales hampir Rp 1 triliun


Jumat, 22 Juni 2018 / 20:21 WIB
Hingga Mei 2018, Paramount Land kantongi marketing sales hampir Rp 1 triliun
ILUSTRASI. Paramount


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Paramount Land meraih peningkatan penjualan sepanjang periode Januari-Mei 2018. Dalam lima bulan pertama tersebut, pengembang Gading Serpong ini telah mencatatkan marketing sales atau penjualan pemasaran hampir Rp 1 triliun.

Penjualan tersebut setara dengan 40% dari total target marketing sales yang ditetapkan perusahaan tahun ini yaitu Rp 2,5 triliun. Paramount meyakini target tersebut akan bisa dicapai sejalan dengan strategi yang mereka siapkan di tengah masih besarnya tantangan yang dihadapi industri properti.

Salah satu strategi yang dilakukan Paramount adalah menggelar program promo pada kuartal I-2018 lalu dengan menawarkan subsidi uang muka sehingga cukup dengan uang muka (Down Payment/DP) 5% sudah bisa dapat membeli hunian di Gading Serpong. "Kami berikan subsidi DP dan ternyata program itu direspons sangat baik oleh pasar," kata Andreas Nawawi, Managing Director Paramout Land, Jumat (8/6).

Selain itu, untuk meningkatkan minat calon konsumen, Paramont juga membangun rumah contoh di setiap kluster-kluster yang sedang dipasarkan. Menurut Nawawi, strategi itu cukup bagus dalam mendorong penjualan. Sebab lewat rumah contoh calon konsumen bisa melihat gambaran rumah yang akan mereka beli dan bisa mempercepat keputusan untuk melakukan pembelian.

Adapun kluster-kluster yang sedang dipasarkan Paramount saat ini diantaranya klaster Latigo Village yang dijual dengan harga Rp 1,5 miliar per unit dan Menteng Village yang dijuala dengan harga mulai Rp 3,09 miliar per unit.

Selain melakukan penjualan hunian, Paramount Land juga gencar melakukan penjualan tanah kavling komersial. Pasalnya, Gading Serpong juga dinilai membutuhkan fasilitas-fasilitas komersial sebagai pelengkap kawasan yang sudah semakin berkembang.

Nawawi mengatakan, penjualan lahan kavling berkontribusi sekitar 10%-15% terhadap pencapaian marketing sales selama lima bulan pertama itu. "Masih banyak yang berminat untuk beli lahan kavling di Gading Serpong tapi kami juga cukup selektif. Kami hanya meneneri pembeli yang memang akan mendatangkan nilai tambah bagi kawasan," jelas Nawawi.

Hingga saat ini, Paramount telah menjual lahan kavling ke beberapa perusahaa diantaranya dua lot atau sekitar 3.500 meter persegi (m2) dijual ke British Petroleum untuk pembangunan SPBU, seluas 3.000 m2 ke beberpa perusahaan restoran seperti AW dan Warung Sunda, seluas 3.000 m2 perusahaan otomotif Harley Davidson, dan sekitar 3.000 m2 ke Wooling Motors.

Menurut Nawawi, bisnis otomotif berkembang sangat cepat di Gading Serpong dalam lima tahun terakhir dan sudah hampir semua perusahaan otomotif masuk kesana. Selain otomotif, bisnis yang banyak berkembang adalah food and beverage.

Tahun ini, Paramount tidak menargetkan penjualan tanah kavling secara spesifik. Penjualan lahan tidak dimasukkan dalam target marketing sales Rp 2,5 triliun. Nawawi bilang, permintaan untuk beli lahan kavling komersial di kawasan Gading Serpong masih cukup tinggi karena harganya dinilai tergolong murah yaitu Rp 20 juta per m2. Luas cadangan lahan Gading Serpong saat ini masih ada sekitar 400 ha lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×