kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia menarik jadi tujuan investasi properti


Rabu, 01 November 2017 / 10:53 WIB
Indonesia menarik jadi tujuan investasi properti


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar properti di negara berkembang, khususnya Indonesia layak dijadikan sebagai tujuan pengembangan pasar oleh pelaku industri properti. Pasalnya, Indonesia masih menawarkan yield lebih tinggi untuk para pemilik modal dan secara industri masih bisa dikembangkan.

Dalam acara Savills Property Leaders Dialogue yang merupakan forum bisnis dan networking stakeholder pasar properti di Indonesia, Christopher J. Marriott, CEO Southeast Asia Savills Indonesia mengatakan, saat ini di tengah pelemahan pasar global, justru ketersediaan capital atau modal melimpah. Sumber-sumber pendanaan itu tentu saja mencari pasar-pasar yang menawarkan yield lebih tinggi.

"Sumber pendanaan baru seperti China, JIC, dan pensiunan dari Timur Tengah sudah mulai mengalir ke sektor properti global," ujarnya, Rabu (1/11).

Indonesia saat ini tengah giat membangun infrastruktur, skema pendanaan tentu saja menjadi salah satu modal. Sebab pembangunan infrastruktur juga membutuhkan lahan hunian baru. Oleh karena itu, tidak hanya pengembang dalam negeri yang bisa memanfaatkan tersebut tetapi pengembang asing juga bisa masuk.

Lucy Rumantir, Senior Technical Advisor Savills Indonesia mengatakan, saat ini memang pasar properti belum bangkit, namun potensi masih sangat besar. Indonesia menjadi tujuan investor asing dari China dan wilayah Asia lainnya karena memang pertumbuhan yang baik.

Menurut Lucy, saat ini pengembang Asia sudah mulai masuk ke negara-negara di luar wilayahnya. Sebagai contoh, pengembang China sudah masuk ke Eropa dengan dana ekspansi mencapai US$ 6 miliar.  Selain itu, di Amerika Serikat yang pasarnya lebih mapan pun, porsi investor asing lebih besar ketimbang porsi pengembang lokal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×