kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ITS Indonesia gelar forum atasi transportasi urban


Selasa, 21 November 2017 / 15:00 WIB
ITS Indonesia gelar forum atasi transportasi urban


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Intelligent Transport System (ITS) Indonesia menyelenggarakan ITS Indonesia International Conference di Jakarta pada Selasa (21/11). Ini merupakan forum yang menghadirkan para pakar transportasi dari Asia Pasifik untuk berbagi pengalaman mengantisipasi masalah transportasi urban.

Noni Purnomo, President ITS Indonesia mengatakan, forum tersebut diharapkan dapat menjadi momentum kolaborasi antar lembaga untuk mengembangkan integrasi transportasi publik yang lebih baik, serta pemanfaatan teknologi secara masif untuk transportasi yang tepat guna mewujutkan transportasi yang mudah, nyaman dan aman bagi masyarakat.

"Untuk mewujutkan transportasi yang baik tersebut perlu adanya dukungan regulasi dan juga masyarakat. Jangan masyarakat hanya melihat sisi negatifnya saja. Maka kami ITS menggandeng semua kalangan baik pemerintah, komunitas masyarakat dan kalangan industri untuk mewujutkan transportasi yang lebih baik, " kata Noni di Jakarta, Selasa (21/11).

ITS Indonesia merupakan bagian dari komunitas global ITS Asia Pasifik Forum dan ITS World Congress yaitu organisasi yang bertujuan untuk mendorong pengembangan dan implementasi teknologi di sektor transportasi guna mewujutkan ekosistem transportasi publik yang mudah, nyaman, dan aman bagi masyarakat.

Sugihardjo, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan mengatakan, antara struktur transportasi dan teknologi tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, dirinya berharap konferensi tersebut menghasilkan banyak terobosan yang bisa diaplikasikan dalam pengembangkan transportasi di Indonesia.

Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa memang memiliki tantangan dari sisi urbanisasi, di mana lebih dari 53% penduduk berpindah dari daerah pedesaan menuju ke daerah perkotaan sehingga daerah-daerah perkotaan mengalami masalah di bidang infrastruktur khususnya infrastruktur transportasi.

Sebagai contoh di wilayah Jabodetabek. Dengan jumlah populasi sebesar 31 juta jiwa, tercatat pada tahun 2015 sejumlah 47,5 juta perjalanan yang melintas masuk dan keluar Jakarta setiap hari. Angka tersebut meliputi 18,5 juta sepeda motor, 5,9 juta mobil pribadi serta 512.000 bis.

Dampak kemacetan yang ditimbulkan dapat secara langsung dirasakan siapapun yang setiap hari melintas di jalanan kota Jakarta. Saat ini kecepatan rata-rata kendaraan di waktu sibuk adalah 10 km/jam, turun setiap tahun sejak 10 tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Badan Pengatur Transportasi Jalan (BPTJ), kerugian ekonomi yang tercatat sebagai dampak dari kemacetan di Jakarta pada 2010 mencapai US$ 1 mililiar dan diperkirakan akan meningkat menjadi US$ 6,5 miliar.

Selain itu, kota Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total (grid lock) pada tahun 2022, jika tidak ada langkah-langkah yang komprehensif dalam menata ekosistem transportasi perkotaan.

Berbagai upaya penanganan masalah-masalah transportasi memang telah dilakukan oleh beberapa pemangku kepentingan dan pelaku usaha, tetapi penanganan-penanganan tersebut pada umumnya masih bersifat adhoc dan sporadis sehingga masih belum dapat menjawab tantangan-tantangan secara menyeluruh.

Sementara dalam berbagai forum transportasi global, disebutkan beberapa solusi untuk permasalahan transportasi perkotaan diantaranya adalah pengembangan transportasi publik terintegrasi yang nyaman dan mudah diakses oleh masyarakat secara lebih luas serta pemanfaatan teknologi untuk menunjang sarana dan prasarana pengelolaan operasional transportasi.

Integrasi Transportasi Publik yang dimaksud meliputi integrasi infrastruktur (shelter & koridor rute), integrasi informasi (alternatif rute, pilihan moda transportasi, estimasi waktu perjalanan, estimasi tarif), integrasi tarif serta integrasi pembayaran.

Saat ini dengan tren teknologi yang berkembang, sangat dimungkinkan untuk mencari informasi rute perjalanan, pilihan moda transportasi, estimasi waktu perjalanan, estimasi biaya, sekaligus melakukan transaksi pembayaran cukup dengan satu aplikasi di ponsel saja. Ini merupakan contoh bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mendukung terwujudnya infrastruktur transportasi publik yang lebih baik.

Noni bilang, guna mewujudkan hal itu diperlukan kolaborasi banyak pihak untuk saling bekerja sama. Oleh karena itu, ITS Indonesia International Conference 2017 menghadirkan pakar-pakar Intelligent Transport System dari Asia Pasifik seperti dari ITS Jepang, ITS Taiwan, ITS Australia, ITS Selandia Baru, ITS Korea dan ITS Singapura dengan tujuan dapat berbagi pengalaman bagaimana negara-negara lain mengantisipasi problem transportasi urban terutama berkaitan dengan penerapan sistem transportasi cerdas.

Konferensi ini juga menghadirkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Bapak Bambang Susantono, Phd selaku Vice-President for Knowledge Management and Sustainable Development of the Asian Development Bank (ADB), serta beberapa pembicara lain dari pemerintahan, industri, akademisi dan komunitas masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×