kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kapasitas listrik 3 wilayah di Riau dinaikkan


Selasa, 12 September 2017 / 14:17 WIB
Kapasitas listrik 3 wilayah di Riau dinaikkan


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - PT PLN (Persero) berencana meningkatkan kapasitas pembangkit listrik di wilayah Tanjung Pinang, Pulau Bintan dan Natuna, Provinsi Riau. Upaya tersebut termasuk melalui kerja sama dengan perusahaan asal Singapura yakni Keppel Offsore and Marine serta Pavilion Gas, melalui kajian studi bersama penyediaan infrastruktur gas.

Amir Rosidin, Direktor Regional Bisnis Jawa Bagian Tengah PLN menyatakan, dalam proyeksi perusahaan kebutuhan listrik d kedua wilayah tersebut akan makin meningkat seiring dengan peningkatakan perekonomian yang digecarkan melalui aktifitas pariwisata serta para nelayan. Saat ini kebutuhan rata – rata 30 Megawatt (MW) – 50 MW di Tanjung Pinang serta 8 MW di Natuna .

Selama ini kebutuhan listrik di kedua wilayah tersebut dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Bahkan untuk Tanjung Pinang listrik saat ini dipasok dari Batam melalui jaringan kabel listrik bawah laut.

Namun demikian mekanisme penyaluran listrik tersebut kata Amir tidak bisa bertahan selamanya karena dikhawatirkan jika terjadi gangguan maka seluruh listrik akan padam.

“Sekarang listrik Pulau Bintan suplai dari batam 70 MW. Sehingga PLTD sewa itu kita matiin. Tapi kalau ada gangguan kabel ini kan mati semua nanti. Apalagi ini daerah pariwisata,” katanya di Kantor Pusat PLN, Senin (11/9).

Rencananya PLN juga akan menggandeng pengembang swasta (Independent Power Producer / IPP) membangun pembangkit listrik dengan total kapasitas mencapai 140 MW. Sementara untuk di Natuna direncanakan dibangun PLTG dengan total kapasitas 40 MW.

Menurut Amin, ada beberapa skema yang dikaji bersama dalam pembangunan infrastruktur tersebut yakni pembangunan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) atau Terminal LNG. “Yang paling optimal ya, bukan murah,” tukasnya.

Kajian kerja sama dengan Keppel dan Pavilion Gas sendiri dimaksudkan untuk mendukung ketersediaan infrastruktur gas jika memang PLN benar-benar mengimplementasikan pembangunan pembangkit listrik bertenaga gas.

Hingga saat ini dalam data perusahaan gas memang menjadi salah satu bahan baku terbesar kedua setelah batubara untuk memproduksi listrik. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan masifnya pembangunan PLTG.

“Sekarang porsi gas 25% dari seluruh porsi energi, sementara batubara 52%-53%, sisanya dipenuhi dari bahan baku lain,” ujarnya

PLN kata Amir tidak akan gegabah untuk melakukan kerja sama pengadaan gas atau impor gas dari kedua perusahaan Singapura tersebut. Pasalnya sampai saat ini kebutuhan gas PLN masih bisa dipenuhi oleh pasokan dalam negeri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×