kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemtan garap kebun indigofera di Kabupaten Lingga


Selasa, 25 April 2017 / 22:42 WIB
Kemtan garap kebun indigofera di Kabupaten Lingga


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Dupla Kartini

LINGGA. Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kemtan) bekerja sama dengan Bupati Lingga, Provinsi Kepulauan Riau mengembangkan perkebunan indigofera sebagai hijauan pakan ternak. Sebagai proyek perdana, indigofera akan ditanam di lahan seluas 100 hektare (ha) di sepanjang Kabupaten Lingga.

Bupati Lingga, Alias Wello mengungkapkan, pengembangan indigofera akan diproduksi secara massal. Ke depannya akan dibangun pabrik pengolahan pakan sekaligus. Pakan akan diolah dalam bentuk pellet dan dapat digunakan untuk pakan unggas, ternak dan ikan.

"Jika pilot project perkebunan indigofera seluas 100 hektare ini berhasil, kami akan mengembangkannya lebih luas lagi. Lingga punya 604 pulau kosong dan baru sekitar 90 pulau yang sudah diisi oleh penduduk, sehingga dapat dimanfaatkan," kata Alias dalam siaran pers, Minggu (23/4).

Ia berharap proyek pakan ternak ini suatu saat dapat berorientasi ekspor.

Untuk mendukung program ini, Ditjen PKH mengirimkan bantuan bibit indigofera dan pendampingan oleh beberapa tenaga ahli. "Untuk pendampingan pengembangan indigofera di Lingga, kami telah menugaskan tenaga ahli dari Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari," kata I Ketut Diarmita, Direktur Jenderal (Dirjen) PKH Kemtan, Minggu (23/4).

Indigofera merupakan tanaman jenis legume yang dianggap efektif sebagai hijauan pakan ternak. Kandungan protein kasar indigofera sp tergolong tinggi, yaitu 22%-30%. Di samping itu, kandungan mineralnya juga tinggi, seperti kalsium 0,22% dan fosfor 0,18%. Tanaman ini tahan terhadap musim kering, genangan air, dan salinitas, sehingga sangat cocok ditanam di daerah kepulauan seperti kabupaten Lingga.

“Kandungan tanin dari indigofera sangat rendah sehingga disukai ternak. Selain itu, hijauan ini sangat bagus untuk pedet sapih, induk bunting dan menyusui karena dapat digunakan sebagai pakan dasar maupun pakan supplemen sumber protein dan energi," jelas Ketut.

Menurut Ketut, pakan memiliki peranan vital dalam usaha peternakan. Sebab, sekitar 70% dari biaya produksi dan kualitas pakan sangat menentukan kesehatan dan pertumbuhan ternak. Sehingga menyiapkan kebutuhan pakan sebelum pengadaan ternak merupakan salah satu langkah strategis.

"Setelah 8 bulan, indigofera dapat dipotong pertama kali. Sejanjutnya setiap 60 hari dapat dipotong lagi, dengan ukuran kurang lebih 1 meter - 1,5 meter dari permukaan tanah," terang Ketut. Dalam satu kali masa panen, Indigofera sp mampu menghasilkan 2,6 ton bahan kering per hektare (ha).

Rencananya, akan ada tiga wilayah perbatasan lain yang juga terpilih menjadi pusat pengembangan Indigofera, yakni Merauke, Entikong, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). "Kawasan pertanian tanah putih, Desa Marok Tua, Kecamatan Singkep Barat merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki kabupaten Lingga. Potensinya dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat," tambah Allias.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×