kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lonjakan ekspor timah akan terjadi di Oktober


Rabu, 06 November 2013 / 14:24 WIB
Lonjakan ekspor timah akan terjadi di Oktober
ILUSTRASI. Minggu (26/6) ada tambahan 1.726 kasus baru corona atau Covid-19. Sehingga total menjadi 6.080.451 kasus positif Corona.


Sumber: Bloombe | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kinerja ekspor timah batangan dari Indonesia diproyeksikan naik di bulan Oktober dibandingkan September. Kenaikan ekspor timah tersebut akan terjadi setelah pedagang dan pembeli timah mulai mengikuti aturan baru perdagangan timah di Indonesia.

Dalam proyeksi analis yang dihubungi Bloomberg, ekspor timah bulan Oktober bisa mencapai 2.750 metrik ton atau naik dari realisasi September yang hanya 786 ton. Namun begitu, proyeksi ekspor timah Oktober 2013 masih tertinggal dari realisasi ekspor Oktober tahun 2012.

Perlu diketahui, ekspor timah bulan September lalu merupakan ekspor timah paling rendah sejak tahun 2007. Kala itu, ekspor timah turun karena pemerintah membuat aturan soal wajib pelacakan  sumber timah yang merupakan bahan baku untuk solder itu.

Agustus lalu, Indonesia membuat aturan untuk memperdagangkan timah di dalam negeri sebelum di ekspor. Upaya itu dilakukan untuk menghindari kontrol harga timah yang selama ini ada di London Metal Exchange .

Akibat aturan baru itu, eksportir timah terbesar Indonesia PT Timah Tbk (TINS) menyatakan adanya force major. Akibatnya, ekspor timah diproyeksikan ekonomi turun 64% menjadi 10.000 ton di kuartal ini dibandingkan periode yang sama tahun 2012.

Sementara itu, harga timah berjangka naik menjadi US$ 24.000 per ton pada 4 Oktober. Harga ini turun 0,2% menjadi US$ 22.952 pada pukul 14:58 waktu Singapura. Timah unggul dari lima logam dasar utama lainnya yang diperdagangkan di LME tahun ini.

Stephen Briggs , analis BNP Paribas SA di London bilang, aturan perdagangan timah di Indonesia bisa meningkatkan harga timah hingga menjadi US$ 25.000 per ton.

Sebagaimana diketahui, perdagangan timah di Indonesia dilakukan di Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI). Di Bursa ini, timah yang sudah diperdagangkan selama September dan Oktober mencapai 3.020 ton.

Kemudian, anggota yang bisa memperdagangkan timah naik menjadi 28 anggota dari sebelumnya hanya 12 anggota. Sampai 30 Oktober, produsen timah yang tercatat sebagai anggota tercatat sebanyak 16 perusahaan dan sebagai pembeli tercatat sebanyak 12 perusahaan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×