Reporter: Agung Hidayat | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - BONTANG. Indonesia saat ini dipandang sebagai salah satu negara industri kimia yang potensial menjadi terbesar di dunia. Dalam dua dekade terakhir, industri manufaktur menunjukkan perkembangan yang sangat menjanjikan, terutama dari aspek nilai tambah manufaktur di sektor kimia.
Hal tersebut dipaparkan oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja ke Kaltim Industrial Estate di Bontang, Kalimantan Timur, Sabtu (7/7).
Menurutnya, perkembangan industri kimia di Indonesia yang cukup baik dimana pada tahun 2017, pertumbuhan industri kimia mencapai 3,48% dengan pertambahan nilai investasi mencapai Rp 42,2 triliun.
Adapun dalam kunjungannya kali ini, Menperin mendengarkan paparan dari para pelaku industri di kawasan tersebut, seperti PT Pupuk Kaltim (Persero), PT Kaltim Methanol Industri, PT Kaltim Parna Industri, PT Kaltim Nitrate Indonesia, dan PT Black Bear Resources Indonesia.
Menurut Airlangga, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ingin melihat sektor-sektor industri yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan ekspor dan langkah apa yang harus dilakukan untuk mengurangi impor. Industri kimia menjadi salah satu sektor yang banyak mengimpor produk.
"Untuk impor ini ada solusi menengah dan panjang, yaitu subtitusi impor dan investasi. Untuk jangka pendek, akan dibatasi impornya, seperti amonium nitrat karena produksi dalam negeri sudah banyak," ujarnya di Bontang, Sabtu (7/7).
Tidak hanya masalah impor, para pelaku industri di kawasan industri Bontang juga berharap pemerintah dapat membantu menurunkan harga gas alam, yang menjadi bahan baku industri kimia. Dengan harga gas yang kompetitif, industri nasional bisa bersaing di pasar global, terutama dengan negara tetangga seperti Malaysia.
Mengenai permasalahan ini, Airlangga menyatakan pemerintah terus berupaya agar industri mendapatkan harga gas alam yang sesuai.
"Kita harus melihat ke depan, seperti yang dilakukan AS karena ingin mengembalikan lagi industri dalam negeri mereka, kebijakan berubah total," tuturnya.
Dalam kunjungan kali ini, Menperin didampingi Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono, Direktur Industri Kimia Hulu Kemenperin Muhammad Khayam, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjafudian, dan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dito Ganinduto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News