kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

MKNT masih setia dengan Telkomsel


Rabu, 21 Juni 2017 / 14:06 WIB
MKNT masih setia dengan Telkomsel


Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT) berkomitmen akan terus menggenjot penjualan melalui penjualan kartu perdana dan voucher isi ulang dari operator Telkomsel di tahun ini.

Hingga kuartal 1 2017, perseroan mampu memperoleh penjualan sebesar Rp 1,05 triliun atau tumbuh 438,8% dari kuartal 1 2016 yang hanya sebesar Rp 196 miliar. Hingga Mei 2017, MKNT bahkan sudah mengantongi nilai penjualan hampir Rp 2 triliun.

Penjualan yang diraih perseroan didominasi oleh penjualan voucher dan sim card dari operator Telkomsel sebesar Rp 994,8 miliar atau 94,7% dari total penjualan. Sisanya, penjualan handset dan aksesoris sejumlah merk gawai seperti Samsung, Asus, Oppo, Lenovo, dan lainnya.

Hal tersebut disampaikan Direktur Keuangan MKTN Setiawan Parikesit Kencana di Jakarta. Dibandingkan penjualan handset dan aksesoris yang mudah naik dan turun, penjualan voucher cenderung stabil maupun margin tipis.

"Kalo device cepat turun harga karena cepat ganti model. Kalau voucher walaupun marginnya tipis tetapi stabil, makanya kami fokus di situ," terang Setiawan di Jakarta, Senin (19/6).

Tahun ini, perseroan menargetkan 95% dari penjualan penjualan voucher dan sim card Telkomsel dari target perseroan yang sebesar Rp 6 triliun. Sisanya, sebesar 5% mengandalkan dari penjualan device.

Setiawan menambahkan, dalam sebulan perseroan mampu meraup omzet Rp 600 miliar dari penjualan isi ulang dan kartu perdana Telkomsel.

"Untuk distributor itu kami nomor 2. Nomor 1 masih Telesindo yang omzetnya dalam sebulan sekitar Rp 2 triliun," tambah Setiawan.

Alasan perseroan hanya menjual produk dari Telkomsel, diakui Setiawan karena kemampuan jaringan Telkomsel yang sudah teruji dari segi kecepatan dan jaringannya yang stabil. Selain itu, perseroan menghindari potensi konflik kepentingan jika menjual dua produk telekomunikasi.

"Kalau di satu area, misalnya pegang Telkomsel dan XL, nanti ditanya sama operator, komitmennya mau fokus sama siapa," tambah Setiawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×