kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Panen usai, harga beras mulai menanjak


Selasa, 31 Mei 2011 / 08:50 WIB
Panen usai, harga beras mulai menanjak
ILUSTRASI. Simak katalog promo Hypermart Dua Mingguan periode 20 Agustus ? 2 September 2020 yang masih berlaku. Aktivitas di gerai ritel modern Hypermart, Jakarta, Senin (01/06). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga beras kini mulai merangkak naik seiring dengan berakhirnya musim panen raya periode MK I (Musim Kemarau I). Padahal, musim panen berikutnya baru akan berlangsung pada Juni atau Juli nanti.

Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso mengungkapkan, puncak panen MK I memang sudah berakhir. Namun, saat ini masih ada beberapa wilayah yang masih menyelesaikan sisa panennya. Hanya saja pasokan dari sisa panen ini sudah sangat terbatas.

Akibat pasokan yang mulai berkurang, Sutarto bilang penurunan harga beras berhenti sejak awal Maret 2011 lalu. Saat itu, harga beras jenis medium di tingkat grosir Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) ada di level Rp 5.500 per kg.

Ia menambahkan, minggu pertama Maret sampai April harga beras stabil tinggi di kisaran itu. "Harga beras baru merangkak naik pada awal Mei. Kenaikannya sekitar Rp 50 per minggu," jelasnya kepada KONTAN Senin (30/5).

Tapi, Sutarto bilang kenaikan ini hanya berlangsung 3 minggu. Saat ini harga beras medium mulai stabil lagi di kisaran Rp 5.650 per kg. Menurutnya, ada dua kemungkinan penyebab kenaikan harga beras saat ini. Pertama, ekspektasi pedagang mengenai minimnya pertumbuhan produksi beras yang hanya naik 1,35% (menurut ARam I BPS) membuat para pedagang berburu beras untuk disimpan dengan harapan harga akan naik.

Kemungkinan kedua, produksi beras memang tidak optimal, sehingga beras yang ada di pasar diperebutkan oleh para pedagang. Syamsul Hilatala, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, pengelola Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) bilang pedagang maupun Bulog dalam rangka pengadaan dalam negeri berlomba untuk melakukan pembelian. "Di samping itu permintaan antar pulau masih cukup tinggi," katanya.

Benar saja, berdasarkan laporan pemantauan harga dan distribusi barang kebutuhan pokok yang dirilis Kementerian Perdagangan, pasokan beras rata-rata ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Senin (30/5), pasokan beras pada Mei 2011 ini mengalami penurunan sekitar 3,92% ketimbang periode yang sama tahun 2010.

Pada Mei 2011 ini rata-rata pasokan beras di PIBC sekitar 2.167 ton hari dari dengan rata-rata stok sebesar 23.598 ton. Jumlah ini lebih rendah ketimbang pasokan rata-rata pada Mei 2010 lalu yang sebesar 2.255 ton.

Sementara itu, stok beras di PIBC pada Mei 2011 (per 29 Mei) ini tercatat sebesar 23.703 ton. Jumlah stok beras ini masih lebih rendah ketimbang rata-rata Mei 2010 lalu yang sebesar 34.909 ton.

Meski pasokan menurun, tapi Syamsul bilang penurunan rata-rata pasokan beras di PIBC saat ini belum signifikan. Pada Mei ini, realisasi perdagangan beras antar pulau PIBC tercatat sebesar 23.469 ton, jauh lebih besar ketimbang periode yang sama tahun lalu yang sebesar 20.792 ton.

Direktur Tanaman Serealia Kementerian Pertanian P. Dadih Permana mengungkapkan saat ini puncak panen raya MK I memang telah usai. Setelah panen MK I usai, musim panen kedua akan berlangsung sekitar Juni atau Juli, dan akan mencapai puncak pada Agustus nanti.

Dadih mengatakan, dari total target luasan panen padi tahun 2011 yang sebesar 13,6 juta hektare (ha), hingga akhir Mei ini sudah tercapai sekitar 9 juta ha. Artinya, pada musim panen kedua nanti potensi luas lahan panen tinggal sekitar 4,6 juta ha.

Sutarto berharap, panen pada musim panen kedua ini bisa dioptimalkan. Sebab, yang dikhawatirkan adalah pada musim panen kedua ada ancaman serangan hama. "Nah, hambatan ini yang harus diselesaikan agar produksi bisa meningkat," katanya.

Meski harga beras menanjak, tapi Sutarto memastikan stok beras Bulog masih mencukupi. Menurutnya, saat ini stok beras Bulog mendekati 1,7 juta ton. Sementara itu, hingga Senin (30/5) kontrak pengadaan beras Bulog sudah mencapai 994.000 ton. "Sampai akhir Mei ini kontrak penyerapan beras Bulog bisa mencapai 1,1 juta ton," jelasnya.

Dadih juga berharap, masa panen kedua nanti masih bisa dimanfaatkan oleh Bulog untuk mengoptimalkan penyerapan beras. "Harapannya pada Juni - Juli nanti penyerapan beras Bulog bisa mencapai 1,5 juta ton - 1,6 juta ton," ungkapnya. Jika penyerapan bisa optimal dan pasokan beras mencukupi, maka kenaikan harga beras bisa sedikit diredam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×