kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar batubara lemah, GTBO tutup tambang


Rabu, 04 Maret 2015 / 15:44 WIB
Pasar batubara lemah, GTBO tutup tambang
ILUSTRASI. PMN akan digunakan untuk menyelesaikan pengalihan polis PT Asuransi Jiwasraya


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Akibat melemahnya pasar batubara di Indonesia, PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) memutuskan untuk menutup operasi tambang dalam waktu tiga bulan ke depan.

Pertimbangan penutupan sementara operasi tambang tersebut dikarenakan berbagai macam hal. Komisaris Perusahaan GTBO, Pardeep Dhir mengatakan, hal itu didasari karena melemahnya kondisi pasar, penurunan permintaan, dan rendahnya produksi.

Ia bilang, pasokan yang kuat dan lemahnya pertumbuhan permintaan di pasar batubara merupakan penyebab utama pelemahan pasar saat ini. Maka dari itu, biaya produksi di Indonesia telah turun 13%, namun pendapatan menurun dikarenakan turunnya harga. "Akibatnya, harga batu bara telah jatuh lebih dari 50% dari harga batu bara pada tahun sebelumnya," kata dia di Hotel Manhatan, Jakarta, Rabu (4/3).

Seperti diketahui, produksi batubara GTBO bukan untuk kebutuhan pasar domestik melainkan luar negeri. GTBO saat ini memasok batubara ke pasar India. "Di India saat ini juga tengah terjadi perubahan struktural dalam pasar batubara setelah adanya pergantian pemerintahan," terangnya.

Meski menutup operasi tambang, Pardeep mengklaim kondisi keuangan GTBO masih sehat. Pasalnya, saat ini perseroan masih memegang cash US$ 3 juta dan masih memiliki sekitar 345.200 metrik ton batubara untuk disuplai. Sementara itu, cadangan terbukti yang tersisa (Proven Reserve) per 31 Desember 2014 (unaudited) tercatat sebanyak 87,49 juta metrik ton.

 "Dan kami (GTBO) tidak memiliki hutang sama sekali, maka dari itu, keuangan kita sehat," jelasnya.

Pardeep meyakini, pada Mei mendatang, pasar akan kembali pulih dan GTBO bisa memulai operasi tambang kembali.

"Kegiatan yang kami lakukan sekarang melakukan perawatan infrastruktur dan peralatan pertambangan kami. Selain itu, kita akan terus melihat keadaan pasar, untuk memungkinkan kita untuk start lebih cepat," jelasnya.

Dengan tidak beroperasinya GTBO, Pardeep bilang, bahwa perseroan tidak akan mengeluarkan capital expeditur (Capex). Ia menilai, jika perseroan mengeluarkan capex itu tidak logis. Biasanya, belanja modal yang dikeluarkan GTBO diperuntukkan untuk peralatan pertambangan. "Tapi peralatan kami masih bisa dan cukup jika untuk produksi, jadi tidak perlu mengeluarkan capex untuk membeli peralatan baru," jelasnya.

Akuisisi tetap berlanjut

Meski akan menutup operasi tambangnya, GTBO memastikan rencana akuisisi perusahaan tambang akan tetap berlanjut. Sebelumnya, GTBO memang tengah melakukan penjajakan perusahaan tambang emas, bauksit, dan batubara di Sudan, Afrika.

Pardeep mengklaim, posisi akuisisi saat ini akan selesai pada kuartal III atau kuartal IV 2015. Dalam melakukan semua proses, mulai dari due dilligence hingga proses akuisisi, perusahaan sudah membayar perusahaan konsultan pertambangan sebesar US$ 42,5 juta.

"Kami sudah lakukan pembahasan terkait lokasi-lokasi pertambangan, mudah-mudahan selesai kuartal III atau IV 2015 ini," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×