kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar bisnis online Indonesia menjanjikan


Sabtu, 30 Agustus 2014 / 10:50 WIB
Pasar bisnis online Indonesia menjanjikan
ILUSTRASI. Ingin Cepat Dapat Kerja Setelah Lulus? Ini Tips Membuat CV Menarik Buat Melamar Kerja.


Reporter: Namira Daufina | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Bisnis belanja online atau e-commerce di Indonesia semakin menjanjikan. Menurut kalangan pebisnis online domestik, pendapatan bisnis belanja online tahun ini diperkirakan mencapai US$ 8,3 miliar. Padahal, dua tahun lalu, pendapatan bisnis e-commerce di pasar lokal baru US$ 3,8 miiar.

Menurut Kusumo Martanto, Chief Executive Officer PT Global Digital Niaga, pengelola situs belanja blibli.com, faktor jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadi salah satu pendukung. Meski baru sekitar 30% saja dari total penduduk yang memakai internet, "Tapi jumlahnya cukup menjanjikan yakni sebanyak 72,7 juta orang saban harinya memakai intenet rata-rata lima jam 27 menit dalam sehari," katanya, Jumat (29/8).

Sudah begitu, pengguna internet mobile pun luamayan banyak, yakni sekitar 14% dari total pengguna internet. Nah, para pengguna internet mobile inilah yang menjadi pasar empuk para situs belanja.

Tak heran, tipe bisnis online di Indonesia pun berkembang. Mulai dari yang bertipe konsumen ke konsumen, bisnis ke konsumen, sebagai marketplace atau sebagai tempat listing. Kusumo pun yakin, jenis e-commerce bakal makin marak ke depanya.

Saat ini, menurut Shinta Dhanuwardoyo, Chief Executive Officer dan pendidi bubu.com, yang menjadi andalan situs belanja di Indonesia adalah bidang fesyen. Dilihat dari jumlah transaksi serta daya tarik dari situs belanja bidang tersebut masih paling tinggi.  "Saya tidak tahu angkanya, yang jelas fesyen masih jadi pemain utama. Lantas disusul oleh travel dan gadget," katanya kepada KONTAN.

Nah, supaya laju bisnis belanja online tetap terjaga, menurut Shinta perlu ada strategi khusus, salah satunya adalah menyeragamkan alat pembayaran. "Yang menjadi hambatan e-commerce di Indonesia adalah alat pembayaran yang tidak standar," timpal dia.

Menurutnya, alat pembayaran memakai kartu kredit diklaim lebih baik ketimbang transfer. Soalnya, aksi penipuan lewat kartu kredit bisa terlacak. Beda dengan pembayaran sistem transfer yang kurang aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×