kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan impor minim, harga daging sapi mahal


Kamis, 22 September 2016 / 22:33 WIB
Pasokan impor minim, harga daging sapi mahal


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Upaya pemerintah membuka keran impor daging sapi besar-besaran belum juga mampu menekan harga daging di pasaran. Efeknya, saat ini harga daging sapi stabil tinggi di kisaran Rp 120.000 per kilogram (kg). Mahalnya harga sapi di pasaran disebabkan masih minimnya realisasi izin impor yang dilakukan importir.

Asisten Deputi Peternakan dan Perikanan Kemenko Perekonomian Jafi Alzagladi mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko Perek) dari Kementerian Perdagangan (Kemdag), realisasi impor daging sapi saat ini baru 40% dari izin impor sapi yang telah dikeluarkan.

"Kalau data impor kita, daging itu realisasinya hanya 40% dari total izin impor sekitar 80.000 ton," ujarnya, Rabu (21/9). Pemerintah mendorong agar para importir segera mempercepat realisasi impor daging agar pasokan daging dalam negeri cukup.

Jafi membantah impor daging ini untuk membunuh bisnis peternakan lokal. Berdasarkan data yang dimiliki pemerintah kebutuhan daging dalam negeri masih saja tinggi. Impor daging hanya dilakukan untuk mengisi kekurangan stok dalam negeri. Menurut hitungan pemerintah, kemampuan stok daging lokal itu hanya dapat memenuhi 60% dari total kebutuhan daging dalam negeri.

"Jadi pemerintah mengisi kekurangan stok daging sekitar 30% lagi itu dari daging impor, bahkan dari sapi bakalan eks impor," tandasnya.

Menurut Jafi, sampai saat ini saja, stok daging dalam negeri masih kosong, karena banyak importir daging telah mengeluarkan stok mereka untuk memenuhi pasar dalam negeri, termasuk untuk kebutuhan industri. Nah kekurangan stok daging yang besar ini dicoba dipenuhi lewat penugasan kepada Perum Bulog untuk mendatangkan daging kerbau dan sapi sebanyak 80.000 ton sampai akhir tahun.

Thomas Sembiring, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) tidak membantah realisasi impor daging saat ini masih rendah dari izin impor yang telah diberikan pemerintah. Ia mengatakan rendahnya realisasi impor daging itu lantaran harga daging sapi dari Australia masih tinggi. Sebab Negara Kanguru tersebut mengekspor 70% daging sapi ke Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan.

"Jadi kalau di Australia harga daging naik, para importir itu menunggu," ujar Thomas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×