kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemasok bahan baku kemasan styrofoam berharap kepastian bisnis


Kamis, 18 Januari 2018 / 22:14 WIB
Pemasok bahan baku kemasan styrofoam berharap kepastian bisnis
Diskusi Strawberry Tidak Menyebabkan Kanker - Mitos dan Fakta di Balik Kemasan Makanan Styrofoam


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pengemasan plastik berharap tidak ada lagi ketidakpastian berbisnis di Indonesia. Isu semacam dilarangnya penggunaan styrofoam dan cukai plastik turut mempengaruhi bisnis ini. 

Salah satu supplier bahan baku industri styrofoam, PT Trinseo Materials Indonesia mengatakan, dampak tersebut cukup mempengaruhi industri plastik dalam negeri. "Waktu pelarangan styrofoam diedarkan, permintaannya bisa turun hingga 500 ton per bulan," kata Dony Wahyudi, Manager Sales PT Trinseo Materials Indonesia usai acara seminar manfaat styrofoam, Kamis (18/1).

Padahal kata Dony, setiap bulan permintaan kemasan styrofoam bisa mencapai 1.000 ton-1.200 ton per bulan. "Namun saat ini sudah mulai stabil di kisaran 700 ton-800 ton per bulan," ujar anggota Asosiasi Industri Olefin Aromatik & Plastik Indonesia (Inaplas) ini.

Adapun Trinseo menyuplai kebutuhan akan Polystyrene berupa bijih plastik untuk keperluan pembuatan Ps Foam oleh pabrikan styrofoam. Salah satu pembeli bahan tersebut ialah produsen kemasan styrofoam, Kemasan Group.

"Saat ini kami punya dua pabrik di Merak," kata Dony. Satu pabrik memproduksi polystyrene dengan kapasitas produksi 85.000 ton per tahun, sedangkan satunya lagi ialah pabrik latex. Hampir 85% produksi dijual ke dalam negeri, sedangkan sisanya 15% ekspor.

Selain edaran larangan penggunaan styrofoam itu, wacana cukai plastik juga menjadi perhatian pebisnis styrofoam. "Cukai plastik tidak baik bagi industri kimia maupun plastik," kata Dony.

Menurutnya persoalan sampah plastik tidak dapat ditangani dengan sekadar pemberian cukai saja, namun harus ada manajemen sampah yang baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×