kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Styrofoam dilarang, Produksi PT Trinseo turun 30%


Selasa, 22 November 2016 / 12:08 WIB
Styrofoam dilarang, Produksi PT Trinseo turun 30%


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Banjir besar yang melanda Bandung, memicu  sang walikota Ridwan Kami mengunggah sebuah foto di akun Instagram miliknya pada awal November lalu. Foto Instagram itu menggambarkan sungai yang berubah menjadi tempat sampah, terutama styrofoam dan plastik.  

Bersamaan dengan postingan tersebut, Kang Emil - panggilan Ridwan Kamil - mengeluarkan kebijakan pelarangan penggunaan styrofoam alias polystyrene foam atau PS foam sebagai kemasan makanan dan minuman di Bandung. Sebagai solusi, Pemerintah Kota Bandung akan mengganti styrofoam dengan kemasan berbahan baku karton.

Larangan ini menyebabkan  produsen biji plastik mengalami penurunan penjualan. Salah satunya adalah PT Trinseo Materials Indonesia. PT Trinseo adalah produsen biji plastik, yang merupakan bahan styrofoam. "Pasca pelarangan tersebut, produksi PT Trinseo menurun sekitar 30%," terang Dony Wahyudi, Sales Manager PT Trinseo Materials Indonesia, Jumat (18/11).

PT Trinseo merupakan penguasa produsen biji plastik nasional. Dari total konsumsi nasional biji plastik sebesar 1.000 ton perbulan, Dony mengklaim, Trinseo  berkontribusi 700 ton perbulan. Sisanya yang sebesar 300 ton merupakan barang impor dari Singapura, Vietnam dan Thailand.

Dony menjelaskan, banyak poin-poin yang kurang dipahami oleh masyarakat.  Misalnya saja, PS Foam itu bisa memicu kanker, menyebabkan sampah menumpuk kemudian tidak terurai. Padahal kalau melihat keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2009, banyak poin yang harus dipahami satu per satu. "PS foam itu 100% aman untuk makanan," kata Dony,

BPOM melarang kandungan styrene monomer di styrofoam mencapai 5.000 ppm. "Sedangkan saat ini di styrofroam cuma 0-34 ppm," klaim Dony.

Saat ini PT Trinseo memasok styrofoam ke tujuh pabrik di sejumlah kota. Di antaranya Bandung, Tangerang, Surabaya, Pasuruan dan Karawang. Meski kontribusi pabrik di Bandung tidak terlalu besar terhadap pendapatan Trinseo, menurutnya ini bisa saja merambat ke sejumlah kota lain.

Agar bisnisnya tidak semakin suram, PT Trinseo Materials akan mengedukasi  masyarakat. Salah satunya mengadakan berbagai dengan mengadakan seminar dan k memberikan informasi kepada masyarakat styrofoam aman dan tidak berbahaya. "Kami sedang giat-giatnya mensosialisasikan hal tersebut," terang Dony.

 Kalau nanti styrofoam akan diganti kemasan plastik bening, harganya lebih mahal, per unit sekitar Rp 500. Sedangkan styrofoam cuma seharga Rp 200 per unit.

Apalagi jika akan diganti dengan bahan baku karton, yang harganya antara Rp 1.800 sampai Rp 2.000 per unit. "Tambahan biaya ini akan memberatkan para pedagang kecil," ujarnya.

Bukan tidak mungkin, pedagang akan membebankan ke konsumen. Artinya memang perlu kejelasan, benarkah styrofoam berbahaya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×